101 Tips Kilat Kepemimpinan



1. KARISMATIK

“Karisma adlah hasil dari kepemimpinan yang efektif, bukan sebaliknya.” (Warren Bennis)

            Mengapa Bung Karno hingga kini menjadi ikon pemimpin jempolan? Salah satu jawabannya adalah karena beliau merupakan pemimpin yang karismatik. Seorang pemimpin yang karismatik, akan disegani lawan maupun kawannya. Karismatik bukanlah sikap yang dibuat-buat, tetapi lebih cenderung pada pancaran alami yang muncul dari dalam diri. Bayangkan saja, anda meniru-niru gaya Bung Karno ataupun gaya Barrack Obama, bukannya orang lain akan terkagum-kagum, namun akan menertawakan anda. Karisma yang muncul dari setiap orang berbeda-beda. Nah, tugas anda sebagai pemimpin adalah memunculkan karisma anda agar berguna dalam memimpin orang-orang yang dipimpin.




2. MEMILIKI INTEGRITAS

“Bukan posisi yang menjadikan seseorang dianggap sebagai pemimpin, tetapi kepemimpinannyalah yang membuat posisi.” (Stanley Huffy)

            Pemimpin yang memiliki integritas akan lebih disegani teman ataupun lawannya. Integritas tinggi seorang pemimpin akan membawa perubahan baik karena dengan integritas tersebut, campur tangan pihak lain bisa diminimalisasi. Bisa dibayangkan jika terlalu banyak campur tangan dari pihak luar, maka keberlangsungan tujuan atau target akan terganggu. Semakin banyak yang campur tangan, maka semakin banyak pula keinginan  dari banyak pihak yang berbenturan. Jika terjadi benturan-benturan, yang rugi bukan hanya orang lain, tetapi juga anda selaku pemimpin. Integritas berguna untuk menjaga agar pemimpin tetap pada jalurnya, sehingga apa yang ditargetkan dengan mudah terpenuhi.




3. GUNAKAN KEKUASAAN SESUAI PORSINYA

“Karakter adalah kekuasaan; itu membuat teman-teman, menarik patronase dan dukungan, serta membuka jalan menuju kejayaan, kehormatan, dan kebahagiaan.” (J. Howe)

            Kekuasaan adalah hal penting dalam kepemimpinan. Dengan kekuasaan, maka anda tahu batas-batas dalam memimpin. Misalkan, seorang asisten manajer tentu memiliki cakupan lebih sempit dibandingkandengan manejer utama dan fasilitas pun tentu berbeda.  Namun demikian, asisten manajer memiliki ‘kekuasaan’ untuk mengatur orang-orang di bawahnya. Hal yang perlu diingat bahwa kekuasaan bukanlah inti dari kepemimpinan sebab jika kekuasaan digunakan secara sewenang-wenang tentu akan membuat orang lain/orang yang dipimpin akan lengah dan cenderung akan memberontak. Jika sudah memberontak tentu akan terjadi konflik yang bisa mengakibatkan keetakan, sehingga akan menghancurkan tujuan yang hendak dicapai. Jadi, gunakanlah kekuasaan sesuai porsinya dan jangan menjadikan kekuasaan sebagai satu-satunya cara untuk memimpin.





4. KOMITMENT TINGGI

“Seseorang yang belum pernah belajar untuk taat maka tidak akan menjadi komandan yang baik.” (Aristoteles)

            Komitmen bisa diibaratkan seperti ikatan. Jika memiliki komitmen berarti anda memiliki keterikatan. Orang yang sudah merasa terikat komitmen tententu akan sulit untuk pindah pada komitmen lain. Hal ini bisa diibaratkan seperti anda ketika berjanji untuk setia pada pasangan, tentu saja anda akan selalu setia di mana pun anda dan kapan pun. Nah, itulah yang dinamakan komitmen. Jika anda memiliki komitmen tinggi pada tujuan, tentu saja anda akan lebih fokus untuk mewujudkan tujuan tersebut. Jika seorang pemimpin memiliki komitmen tinggi, maka akan sangat efektif karena bisa menjadi contoh bagi anak buah/bawahan.




5. MEMILIKI KETENANGAN

“Jangan pernah mengungkapkan seluruh diri anda untuk orang lain; menahan sesuatu dalam cadangan sehingga orang tidak pernah takin jika mereka benar-benar tahu anda.” (Michael Korda)

            Di saat keadaan tegang dan genting, yang diperlukan bukanlah ketergesa-gesaan, tetapi suatu ketenangan. Ketenangan diperlukan untuk menata pikiran serta mengendalikan ketegangan dan kegentingan. Dengan ketenangan tersebut, maka pikiran akan lebih jernih. Tanpa adanya ketenangan, mustahil masalah dapat diselesaikan dengan baik. Ketenangan dalam menghadapi masalah merupakan ciri seorang pemimpin yang berpikiran matang dan dewasa. Kita bisa melihat para pemimpin dunia, kebanyakan dari mereka memiliki ketenangan dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan atau memerintahkan sesuatu.




6. BERSIKAP ADIL

“Ingat bahwa seni besar dalam memerintah adalah untuk mengambil bagian yang adil dari sebuah pekerjaan.” (Nuh Porter)

            Sikap adil adalah sikap mutlak yang harus dimiliki seorang pemimpin. Keadilan harus dimulai dari diri sendiri karena jika sudah mampu bersikap adil terhadap diri sendiri, maka akan lebih mudah adil terhadap orang lain. Contoh kecil bersikap adil dalam lingkup keluarga, anak yang bersekolah SD dengan yang bersekolah SMA, maka harus ada perbedaan uang saku. Karena kebutuhan anak SD dan SMA itu berbeda. Adil di sini bukan berarti dipukul rata, melainkan disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan. Dalam menangani masalah terhadap bawahan juga harus adil, jangan mentolerir kesalahan secara berlebihan sebab bisa membentuk semacam kebiasaan.




7. BERETIKA

“Hal utama dan kemenangan terbaik adalah menaklukkan diri sendiri.” (Plato)

            Etika adalah hal penting dalam hubungannya dengan orang lain. Pemimpin yang beretika akan mampu menyesuaikan diri di mana pun dan kapanpun ia berada. Dengan etika yang baik, maka akan mampu membawa diri ketika berhadapan dengan situasi apapun. Etika seorang pemimpin akan mencerminkan bagaimana kemampuan seorang pemimpin dan bagaimana dalam memimpin. Jika memiliki etika baik, tentu kawan dan lawan akan segan dengan anda. Jangan sekali-kali menganggap enteng dalam hal etika.




8. PENUH TANGGUNG JAWAB

“Tanggung jawab pertama seorang pemimpin adalah mendefinisikan realitas dan yang terakhir adalah mengucapkan terima kasih.” (Max de Pree)

            Semua keputusan dan tindakan yang diambil selalu membawa pada banyak kemungkinan. Di samping itu, juga memiliki konsekuensi tertentu yang bisa berakibat baik dan buruk. Adanya konsekuensi tertentu, maka diperlukan adanya tanggung jawab dari apa yang dilakukan. Seorang pemimpin pun harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap apa yang dilakukan dirinya maupun yang dipimpinnya. Pemimpin yang baik tidak boleh melempar tanggung jawab apabila terjadi kesalahan yang dilakukan dirinya atau pun yang dipimpinnya.
            Yang membedakan pemimpin dan yang dipimpin adalah tanggung jawabnya. Jika merasa tanggung jawab pemimpin dan yang dipimpin itu sama, maka itu bukanlah pemimpin yang baik. Contoh kecilnya di dalam perusahaan, antara direktur dengan office boy tentu berbeda. Jadi, tanggung jawab itu harus sesuai porsinya supaya tetap dalam jalur yang benar.




9. KEPERCAYAAN DIRI TINGI

“Optimisme dan kepercayaan diri adalah kekuatan pengganda.” (Colin Powell)

            Percaya diri adalah hal penting dalam setiap melakukan tindakan. Tanpa adanya rasa percaya diri, maka semua tindakan akan menjadi ragu-ragu. Keraguan tersebut mengakibatkan setiap tindakan seakan berjalan setengah-setengah karena adanya kekhawatiran. Pemimpin yang memiliki kepercayaan diri tinggi bisa diibaratkan sudah melangkah setengah jalan sebelum tujuan tercapai. Kepercayaan diri juga dapat menimbulkan rasa optimis dan berani. Jadi, saatnya melangkah dengan penuh percaya diri dan yakin bahwa anda bisa.
            Setiap pemimpin haruslah memiliki rsa percaya diri yang tinggi. Bagaimana bisa percaya dengan orang lain jika tidak percaya pada diri sendiri, makanya sikap percaya diri mutlak ada di dalam jiwa seorang pemimpin. Percaya diri adalah salah satu modal dalam melakukan tindakan sebagai pemimpin. Contohnya ketika harus mengambil keputusan, mengatur tim, dan lainnya. Kebanyakan pemimpin andal di dunia ini pasti memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Rasa percaya diri seorang pemimpin akan menular pada yang dipimpinnya. Jadi, tunjukkanlah rasa percaya diri anda, tanamkan rasa pada tim bahwa anda dan tim anda bisa melakukannya. Percaya diri adalah modal awal dalam memulai apa yang akan dituju.




10. TIDAK TAKUT PERUBAHAN

“Anda harus menjadi perubahan yang ingin anda lihat di dunia.” (M.K. Gandhi)

            Perubahan bagi seorang pemimpin bukanlah untuk ditakuti, tetapi untuk dikelola dengan baik. Perubahan adalah dinamika yang tidak bisa dihindarkan dalam sendi kehidupan. Jika ingin mencapai tujuan tentu harus mau tidak mau untuk lebih adaptif terhadap setiap perubahan. Namun demikian, tidak selamanya harus adaptif begitu saja, tetapi harus ada nilai-nilai pokok yang patut dipertahankan. Adanya perubahan juga menuntut seorang pemimpin mau untuk dikoreksi dan belajar sesuatu yang baru. Bukankah manusia adalah mahluk dinamis yang mampu menerima hal baru asalkan sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Adanya perubahan merupaka sebuah tantangan yang mengasyikkan jika mampu menikmatinya.




11. BERANI BERKORBAN

“Pengorbanan adalah proses berkelanjutan, bukan suatu pengorbanan sekalibayar.” (John C. Maxwell)

            Sifat sesungguhnya dari sebuah kepemimpinan adalah pengorbanan. Semakin tinggi kepemimpinan maka akan semakin tinggi pula pengorbanannya. Misalkan seorang pemimpin usaha. Dia adalah tumpuan bagi keluarga dan keberlangsungan nafkah karyawan di perusahaannya. Ia akan selalu memikirkan bagaimana usahanya menjadi semakin maju sehingga bisa menghidupi perekonomian orang banyak. Bila usahanya bangkrut maka banyak orang yang berkena imbasnya, sebaliknya jika berhasil juga imbasnya akan dirasakan banyak orang. Jika di saat pelik, si pengusaha bisa saja tidak menggaji dirinya sendiri dan tidak mau memecat karyawannya. Tidak menggaji dirinya sendiri tentu suatu bentuk pengorbanan. Pemimpin ideal adalah yang seperti itu, tidak hanya memikirkan diri sendiri, tetapi juga anak buah/karyawannya. Dengan bersikap seperti itu maka loyalitas akan terbangun dengan sendirinya.




12. MENJUNJUNG TINGGI KEJUJURAN

“Kejujuran adalah bab pertama dalam buku kebijaksanaan.” (Thomas Jefferson)

            Kejujuran adalah hal mutlak dalam rangka mencapai tujuan. Tanpa adanya kejujuran, maka akan banyak hambatan yang berujung pada kegagalan pencapaian. Misalkan, anak buah anda ada yang berlaku tidak jujur, maka imbasnya akan merembet pada semuanya. Anda selaku pemimpin juga harus bertindak jujur pada anak buah anda. Misalkan, kinerja anak buah memuaskan, maka anda juga harus jujur mengatakan puas padanya dan jangan mengatakan tidak puas. Kejujuran anda akan membuat anak buah terpacu dalam melaksanakan tugas. Demikian pula, jika anda kurang puas dengan kinerja anak buah, katakan saja kekurangpuasan anda. Namun, perlu diingat bahwa penyampaian kekurangpuasan anda harus dibungkus dengan kata-kata yang memotivasi dan jangan sampai melemahkan.




13. DISIPLIN

“Bakat tanpa disiplin, seperti gurita dalam sepatu roda. Ada banyak gerakan, tetapi anda tidak pernah tahu apakah akan maju, mundur atau ke sampaing.” (H. Jackson Brown Junior)

            Disiplin merupakan salah satu kunci utama keberhasilan. Jangan sekali-kali bertindak indisipliner sebab akan menghambat kinerja. Misalkan suatu tugas harus dilaksanakan selama seminggu, berarti tugas tersebut tidak boleh molor sebab sekali molor akan berimbas pada tugas selanjutnya. Banyak kegagalan yang diakibatkan karena tidak disiplin. Disiplin harus dimulai dari awal pengonsepan hingga pelaksanaannya, sehingga dalam menjalankan tugas akan terserah dan tidak mengalami hambatan. Disiplin harus dimulai dari anda sebagai seorang pemimpin hingga pada pelaksana di lapangan. Jika salah satu bagian tidak disiplin, maka akan menghambat bagian yang lain.




14. MEMANDANG DARI SUDUT LAIN

“Riwayat seseorang belum selesai ketika ia kalah, riwayatnya selesai ketika ia menyerah.” (Richard Nixon)

            Kemampuan memandang dari sudut lain merupakan kemampuan yang harus dimiliki setiap pemimpin. Adakalanya perbedaan timbul di antara pemimpin ataupun bawahan. Bisa diambil contoh, bagian produksi tentu pola pikirnya tidak sama dengan bagian marketing. Bagian produksi akan lebih berkompeten di dalam memproduksi produk dan marketing lebih pada sisi pemasarannya. Namun, terkadang bagian marketing mengeluh karena produknya kurang laku. Oleh karena itu, bagian marketing hendaknya menginformasikan apa-apa yang perlu diperbaharui dalam produknya, sehingga akan menghasilakn produk yang laku di pasaran. Jadi, harus ada kesinambungan antarlini agar tercapai semua tujuan. Nah, seorang pemimpin harus pandai menempatkan diri dan harus mampu memahami berbagai sudut pandang yang berbeda. Jika mampu memahami sudut pandang yang berbeda dengan baik, maka tujuan akan mudah tercapai.





15. BERWIBAWA

“Wibawa adalah kilau pada orang yang tidak dapat dibeli dengan uang. Wibawa adalah energi tidak terlihat dengan efek terlihat.” (Marianne Williamson)

            Wibawa adalah salah satu syarat pemimpin. Seorang pemimpin yang berwibawa akan membuat orang segan padanya. Akan tetapi, jika seorang pemimpin tidak memiliki wibawa sama sekali, maka akan diremehkan oleh lawannya, bahkan diremehkan pula oleh anak buahnya. Dengan wibawa pula, seorang pemimpin akan dengan mudah memengaruhi anah buah. Namun, yang perlu diingat adalah wibawa tersebut harus diletakkan pada tempatnya. Jangan sampai terbawa pada tempat lain secara berlebihan karna akan membuat orang lain merasa tidak nyaman. Karena wibawa yang digunakan secara berlebihan cenderung mengarah pada sikap angkuh.  




16. KEINGINAN UNTUK MEMIMPIN

“Seorang pemimpin ibarat seorang pedagang di harapan.” (Napoleon Bonaparte)

            Keinginan pemimpin adalah hal penting yang harus dimiliki seorang pemimpin. Jika tidak memiliki keinginan memimpin, maka yang ada hanyalah perasaan terpaksa dan akan menemui kegagalan perasaan terpaksa tersebut akan membuat kerja tidak sepenuh hati dan tidak memiliki gairah memimpin. Pemimpin yang baik akan menganggap sebuah kepercayaan sebagai tanggung jawab tersebut, maka semangat memimpin akan berlipat. Sebaliknya, jika diliputi rasa keterpaksaan maka memimpin adalah suatu beban berat yang semakin bertumpuk.




17.  PROAKTIF

“Ketepatan kata-kata yang anda gunakan adalah jauh lebih penting dibandingkan dengan energi, intensitas, dan keyakinan anda menggunakannya.” (Jules Rose)

            Sikap proaktif bisa diartikan sebagai sikap menahan diri terhadap situasi, namun dengan tolerasi tertentu. Misalnya, Anto karena terburu-buru berangkat kerja, ia berlari kemudian menabrak Armin dan Nungki. Karena merasa tertabrak, maka Armin dan Nungki berujar sesuatu. Armin berujar “Matanya melihat kemana sih!” Nungki berujar “Hati-hati Mas kalau berlari!” Dari dua ucapan Armin dan Nungki bisa dikategorikan bahwa ucapan dari Nungki bisa dikategorikan sebagai proaktif, sedangkan ucapan Armin dikategorikan sebagai reaktif. Seorang pemimpin juga harus memiliki sikap proaktif karena dengan proaktif, maka akan dicintai bawahannya.




18. OBJEKTIF DALAM MENILAI

“Yang paling menarik informasi berasal dari anak-anak karena mereka mengatakan semua yang mereka tahu dan kemudian berhenti.” (Mark Twain)

            Kemampuan menilai segala hal secara objektif sangatlah diperlukan agar mampu melihat sesuatu secara jujur dan menyeluruh. Jika memiliki kemampuan menilai secara objektif, tentu tidak ada yang namanya kolusi dan nepotisme. Pemimpin yang memiliki kemampuan demikian, maka akan mampu membentuk tim yang solid sehingga akan memudahkan dalam mencapai tujuan. Namun, dalam kenyataannya masih banyak pemimpin yang tidak bisa menilai sesuatu secara objektif karena banyak hal. Hal tersebut bisa dipengaruhi banyak faktor, seperti hubungan keluarga, suka atau tidak suka terhadap seseorang, dendam pribadi, tekanan diri pihak lain, dan lain sebagainya. Penilaian secara objektif akan berpengaruh pada keuuhan tim dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Jika mampu menilai secara objekif, maka tidak ada lagi pihak yang merasa iti atau dianak titikan.




19.  FOKUS TERHADAP TUJUAN

“Jika anda mengalihkan pandangan tujuan anda, maka sebuah hambatan akan menjadi hal yang sangat menakutkan.”  (Henry Ford)

            Tanpa adanya fokus, maka tujuan bisa berpindah-pindah sesuai mood. Jika sudah tidak fokus, maka bisa ditebak bahwa anda akan terombang-ambing dalam ketidakpastian yang mengakibatkan tujuan tidak tercapai. Misalnya, harga buah naga pada awal kemunculannya bisa mencapai Rp.100.000, kemudian banyak orang ramai-ramai menanam buah naga dengan harapan akan meraup keuntungan berlipat karena harga yang mahal itu. Pada saat anda sedang menekuni tanaman cabai yang saat itu harganya Rp. 5 ribu per kilo, lalu anda ikut-ikutan menanam buah naga. Karena buah naga sedang digandrungi untuk ditanam, otomatis bibitnya pun mahal, namun anda tetap membeli bibit tersebut tanpa berpikir panjang. Kemudian anda membabat semua tanaman cabai di kebun anda untuk ditanami buah naga. Apa yang terjadi?

            Harga buah naga saat kebun anda panen menjadi Rp. 10.000 karena banyaknya pasokan buah naga dari berbagai daerah. Dan yang lebih menyakitkan hati anda, ternyata harga cabai melonjak tajam menjadi Rp. 30.000. Setelah dihitung-hitung oleh anda, ternyata bertemu angka yang tidak sepadan antara biaya perawatan buah naga dengan harga penjualan, sehingga mengalami kerugian. Kasus tersebut adalah contoh yang menggambarkan ketidakfokusan membawa pada sebuah kerugian. Anda harus fokus dengan tujuan anda dan jangan berhenti karena rayuan di tengah jalan. 




20. ORIENTASI UNTUK MELAYANI

“Hal pertama untuk menjadi seorang pemimpin adalah dengan menjadi pelayan.” (John C. Maxwell)

            Seorang pemimpin pada dasarnya ada karena diangkat oleh yang dipimpin. Dengan kata lain, ada beban yang harus dipikul oleh seorang pemimpin dan harus dipertanggungjawabkan bersama. Oleh karena itu, orientasi pemimpin adalah melayani atau pun menolong orang lain. Orientasi untuk melayani berhubungan dengan apa  yang harus diberikan seorang pemimpin terhadap yang dipimpin dan juga tanggung jawab moral. Seorang pemimpin tidak hanya dinilai dari kemampuan intelektual saja, namun juga kemampuan berhubungan dengan orang lain. Jadi, pemimpin yang baik harus memiliki orientasi untuk melayani bukan dilayani.



21. BERORIENTASI PADA PENGEMBANGAN

“Hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.”  (Pepatah)

            Sesuatu itu butuh pengembangan guna menyesuaikan dengan perubahan. Hal itu juga berlaku dalam mengembangkan cara kerja dan keutuhan tim. Jangan sampai seorang pemimpin hanya terpaku dengan kemampuan diri sendiri dan tim yang begitu-begitu saja. Jika hanya terpaku tentu akan tertinggal jauh dengan lawan. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengembangan, mencari ide baru, dan eksperimen yang berguna untuk tim. Jangan lupa setelah itu diteruskan dengan mengimplementasikan pengembangan, ide, dan eksperimen yang dilakukan. Dengan selalu berorientasi dengan pengembangan, maka tidak akan khawatir lagi dengan lawan.




22. PEMIMPIN BUKAN MAJIKAN

“Ciri pemimpin adalah mereka tidak memulai dengan pertanyaan (Apa yang saya inginkan?), mereka memulai dengan bertanya (Apa yang perlu dilakukan?)”  (Peter Drucker)

            Pemimpin sangat berbeda dengan majikan. Jadi, ubahlah mind set anda yang menganggap pemimpin layaknya sebuah majikan. Majikan mungkin saja berbuat semena-mena, membentak, atau menyuruh sesuka hati. Namun, pemimpin tidaklah demikian. Pemimpin ada karena ada yang dipimpin. Dan bisa saja dipilih oleh sekian banyak orang. Memimpin sama saja memanggul amanat yang berguna demi kemaslahatan bersama. Jika majikan mungkin saja lebih memikirkan diri sendiri dulu, tetapi menjadi pemimpin yang penting adalah kebersamaan dan keutuhan tim. Jadi, seorang pemimpin harus membuang jauh-jauh pemikiran terus-menerus dilayani.




23. RENCANA KERJA MATANG

“Aku memimpikan orang-orang yang mengambil langkah berikutnya, bukannya mencemaskan ribuan langkah berikutnya.”  (Theodore Roosevelt)

            Rencana kerja yang matang dan tidak terburu-buru, akan membawa hasil baik dibandingkan dengan rencana yang dibuat terburu-buru dan asal-asalan. Kunci  penyusunan rencana yang matang adalah adanya kesiapan untuk melaksanakan dan kemampuan yang sesuai dengan rencana-rencana ke depan. Kesiapan bisa berupa kesiapan semua bagian dari hulu hingga hilir semua siap, sedangkan kemampuan lebih merujuk pada tingkat kemampuan sumber daya manusia untuk merealisasikan rencana. Kesiapan dan kemampuan inilah yang bakal menentukan keberhasilan rencana, tanpa ada itu maka gagal adalah harga yang harus dibayar. Rencana yang matang juga harus menyangkut jangka pendek, rencana jangka menengah, dan rencana jangka panjang. Mengapa demikian? Hal ini perlu disadari bahwa untuk menghasilkan sesuatu yang kuat haruslah berproses agar mengerti secara detail, tidak bisa langsung instan.




24. PENUH DENGAN INOVASI BRILIAN

“Inovasi membedakan antara pemimpin dan pengikut.”  (Steve Job)

            Inovasi bisa dikatakan sebagai sebuah pembaruan. Dalam memimpin diperlukan sebuah pembaruan yang akan membuat tim semakin solid karena adanya pembaruan akan membuat penyegaran, sehingga tidak membosankan. Pembaruan tentunya harus sesuai dengan perkembangan supaya tidak tertinggal. Pembaruan tidak harus dilakukan secara radikal, namun ada tahap-tahap tertentu sehingga tidak menimbulkan kekagetan tim karena adanya pembaruan tentu ada yang suka atau tidak. Akan tetapi, yakinlah bahwa pembaruan yang dilakukan akan menguntungkan semua pihak. Pembaruan harus dilakukan kapan saja sesuai perkembangan yang ada. Mulailah pembaruan tersebut dari hal-hal kecil yang kadang terabaikan.




25. TERUSLAH MELANGKAH WALAUPUN SETAPAK

“Suskses itu tergantung usaha.”  (Sophocles)

            Pemimpin harus memiliki kemampuan untuk mengarahkan diri sendiri dan bawahannya untuk selalu tetap melangkah dalam rangka mencapai tujuan, meskipun langkah tersebut setapak demi setapak. Yang dibutuhkan bukan langkah cepat atau tidak beraturan, tetapi langkah yang konsisten. Adanya konsistensi tersebut tidak akan membuat stagnan. Bisa diibaratkan sebuah tanaman yang diberi air sedikit demi sedikit, namun teratur, tentu saja tanaman tersebut akan tumbuh subur. Namun, sebaliknya jika tanaman itu hanya diberi air dalam jumlah banyak, tentu tanaman tersebut akan mati. Jadi, melangkahlah secara konsisten meskipun hanya setapak.




26. MAMPU MENGAGENDAKAN SESUATU

“Kunci sukses adalah turun langsung ke bawah dan mendengarkan apa yang dikatakan oleh teman. Keterlibatan semua orang adalah penting. Ide-ide terbaik kami datang dari karyawan pada tingkatan bawah.”  (Sam Walton)

            Kemampuan mengagendakan sesuatu akan berpengaruh pada kinerja secara kontinu. Mengagendakan sesuatu bisa diwujudkan dalam bentuk mencatat semua aktivitas dan pelaksanaan tugas. Perjanjian-perjanjian dengan pihak tertentu yang berhubungan dengan tim kita juga perlu diagendakan supaya tidak terjadi kekacauan jadwal. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah mengagendakan untuk pertemuan dengan anak buah. Dari pertemuan dengan anak buah akan diketahui kesulitan dan saran dari bawahan secara langsung. Karena kesibukan tertentu, sehingga pemimpin terkadang jarang bertemu dengan bawahan, padahal pertemuan dengan bawahan merupakan hal penting karena yang ,melaksanakan di lapangan adalah bawahan, sedangkan pemimpin cenderung sebagai konseptor saja.




27. PERTUMBUHAN EKSPLOSIF

“Untuk menambahkan pertumbuhan, pimpinanlah para pengikut. Untuk melipatgandakan pertumbuhan maka pimpinlah para pemimpin.” (John C. Maxwell)

Untuk memperoleh pertumbuhan yang eksplosif diperlukan adanya semangat ekstra. Sesuatu yang besar tentu diimbangi dengan sesuatu yang besar pula. Intinya, harus senang dan fokus pada target anda. Mungkin orang lain akan menganggap anda gila ketika mengungkap ide besar dalam benak anda. Jika anda bisa membuat gebrakan menjadi tergila-gila kepada anda. Bukan tingkat pendidikan, kemampuan intelektual, dan keberuntungan semata faktor yang membuat seseorang sukses, tetapi semangat juga berperan sangat penting. Jika anda menginginkan pertumbuhan, pimpinlah pengikut, karena pengikut anda akan mengarahkannya pada tujuan anda. Namun jika menginginkan pertumbuhan secara eksplosif maka anda harus memimpin para pemimpin. Hal itu dengan pertimbangan bahwa jika memimpin para pemimpin maka pertumbuhan berlipat akan mudah dicapai karena satu pemimpin saja pasti memiliki anak buah yang banyak. Bayangkan jika pemimpin itu jumlahnya lebih dari satu, tentu jumlah pengikut anda akan semakin banyak.



28. MEMILIKI PENGARUH

“Kepemimpinan adalah pengaruh”  (John C. Maxwell)

Syarat utama untuk memimpin adalah mempunyai pengaruh. Tanpa adanya pengaruh, maka mustahil anda akan memimpin. Bayangkan saja jika seorang pemimpin tidak memiliki pengaruh, tentu apa yang diperintahkannya tidak bakal digubris pengikutnya. Seorang jendral perang yang tidak memiliki pengaruh sama saja bunuh diri dan itu adalah hal konyol sebab ia akan berperang sendirian, sedangkan anak buahnya akan menonton. Kunci untuk memiliki pengaruh adalah kemampuan anda memengaruhi orang lain, maka akan lebih mudah mewujudkan apa yang anda canangkan. Namun, perlu diingat bahwa anda harus selalu fokus dan intens terhadap tujuan anda.



29.  MENGGIRING TANPA PAKSAAN

“Jika orang menghormati seseorang sebagai individu, mereka akan mengaguminya. Jika mereka menghormatinya sebagai sahabat, mereka mengasihinya. Jika menghormatinya sebagai pemimpin, mereka akan mengikutinya.” (Johan C. Maxwell)

Pengaruh dalam kepemimpinan adalah hal vital, namun hal lain yang cukup vital adalah menggiring tanpa paksaan. Maksudnya, anda memimpin orang lain dengan elegan. Elegan bisa diartikan membuat orang lain mengikuti kemauan anda dengan sukarela tanpa terbebani oleh perasaan takut atau pun terpaksa. Jika demikian, maka tujuan anda akan lebih cepat terwujud. Perlu diingat bahwa pengaruh pun bisa luntur karena orang lain merasa anda dianggap hanya memanfaatkan mereka. Oleh karena itu, jika sudah mampu menggiring orang lain tanpa paksaan, maka mereka akan mati-matian membela dan memperjuangkan tujuan-tujuan anda.



30. KEMAMPUAN MEMOTIVASI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN

“Jika tindakan anda mengilhami orang lain untuk bermimpin lebih, belajar lebih, dan menjadi lebih baik maka anda adalah seorang pemimpin.” (John Q. Adams)

Orang yang tidak memiliki motivasi dalam hidupnya, layaknya patung atau sebuah robot. Motivasi untuk diri sendiri adalah hal pokok. Anda harus memiliki motivasi kuat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tanpa motivasi kuat, maka anda akan mudah sekali jatuh dan mudah menyerah. Seorang pemimpin harus memiliki motivasi kuat karena dengan motivasi yang kuat itulah, pemimpin akan sanggup untuk memotivasi yang dipimpinnya.
Kemampuan untuk memotivasi orang lain akan sangat berguna manakala orang lain terpuruk. Di saat orang lain terpuruk, tentunya memerlukan motivasi untuk bangkit. Jika anda mampu memotivasi oran lain (orang yang anda pimpin), jika orang tersebut sudah bangkit, tentu loyalitas terhadap anda akan semakin kuat karena adanya emosional. Ikatan emosional tersebut muncul sebab anda seolah menjadi pencerah terhadap orang tersebut, dengan kata lain anda datang di saat orang lain membutuhkan bantuan.




31. MAMPU MEMBUAT KETERGANTUNGAN

“Anda telah mencapai kesempurnaan sebagai seorang pemimpin jika orang mengikuti anda ke mana-mana walaupun hanya karena ingin tahu.” (Collin Powell)

Jika memiliki kemampuan membuat orang lain ketergantungan dengan anda, maka anda memiliki ciri sebagai pemimpin. Di mana pun berada, seorang pemimpin adalah orang yang memiliki kelebihan tertentu. Kelebihan itulah yang membuat orang lain sangat bergantung pada anda. Dalam pelajaran sejarah biasanya disebutkan bahwa dalam setiap perjuangan  menuju kemerdekaan muncul seorang pemimpin yang mampu menggiring massa. Namun, kadang tragisnya jika pemimpin tidak lagi eksis maka perjuangan pun terhenti. Pemimpin adalah sosok pemersatu yang mampu membuat massa yang dipimpinnya merasa tergantung padanya. Pada dasarnya, seorang pemimpin pun tergantung pada massa yang dipimpinnya dalam rangka mencapai tujuan. Tanpa adanya massa pendukung maka pemimpin pun tidak akan lagi eksis.




32. MEMILIKI DAYA TARIK

“Seorang pemimpin memiliki visi dankeyakinan bahwa mimpi dapat dicapai. Ia menginspirasi kekuatan dan energi untuk menyelesaikannya.”

Pemimpin harus memiliki daya tarik agar disenangi orang lain. Daya tarik seorang pemimpin akan memikat anak buah atau lawan sekalipun. Daya tarik bisa ditunjukkan dari perkataan, gwsture, atau pun tindakan nyata. Daya tarik seorang pemimpin bisa diibaratkan sebuah magnet yang mampu menyedot logam. Orang lain akan mendekat dengan sendirinya tanpa disuruh manakala pemimpin memiliki daya tarik yang baik. Daya tarik inilah yang akan memikat anak buah untuk mau melaksanakan apa yang diperintahkan. Daya tarik juga bisa mengubah lawan menjadi kawan. Jika anda memiliki daya tarik, tentu tidak akan sulit dalam memperoleh dukungan. Sikap positif akan menarik orang-orang yang memiliki sikap positif juga. Usia seseorang juga memiliki pengaruh terhadap daya tarik. Biasanya orang yang sebaya akan lebih mudah menarik orang yang sebaya pula. Tingkatan usia yang terlampau jauh tentu akan membedakan cara pandang dan daya tarik seseorang. Karakter anda akan ditemukan pula pada pengikut anda. Hal lain yang membuat ketertarikan orang adalah latar belakang anda dan pengalaman hidup anda. Semakin memiliki pengalaman hidup yang membuat orang lain kagum, maka semakin kuat daya tarik anda. Kepemimpinan yang terbaik di antara yang terbaik juga akan membuat anda para pemimpin lain akan tertarik pada anda.




33. PERKATAAN DAN TINDAKAN BERIRINGAN

“tanyakanlah pada diri sendiri apakah perkataan anda cocok dengan perbuatan anda.” (John C. Maxwell)

Anak buah atau bawahan akan merasa salut dan angkat topi pada anda selaku pemimpin, jika apa yang anda ucapkan sesuai dengan tindakan. Banyak kasus ketidakpercayaan, ketidakpatuhan, hingga ketidaknyamanan karena kepemimpinan yang tidak sesuai antara ucapan dan tindakan. Pemimpin adalah panutan yang dipimpin. Oleh karena itu, setiap tindak-tanduk pemimpin akan selalu diperhatikan bawahannya. Jika pemimpin berbuat baik, tentu saja ada kecenderungan bawahannya akan berlaku demikian. Ingat, pemimpin adalah contoh bagi bawahannya.



34. SENTUH HATI DAN ORANG AKAN MENGIKUTI

“Untuk memimpin diri sendiri gunakanlah rasio anda dan untuk memimpin orang lain gunakanlah hati anda.” (Anonim)

Ada banyak karakter orang. Kadang orang kalau diperlakukan secara kasar akan cenderung melawan. Ada kalanya untuk menaklukkan seseorang dengan kelembutan. Kita harus bisa memahami karakter setiap orang agar mudah diterima dan jangan sekali-kali menyamaratakan bahwa orang harus sesuai keinginan anda. Pendekatan dari hati ke hati itu lebih penting daripada mengedepankan akal dalam menghadapi orang lain. Jika sudah mampu memenangkan hati seseorang, maka apa yang kita minta akan lebih mudah dipenuhi. Ikatan emosional seseorang kadang lebih besar dibandingkan rasionalnya. Oleh karena itu, sentuh hati orang lain dan orang lain akan dengan sukarela mengikuti anda.



35. PENCITRAAN DIRI YANG KUAT

“Sebuah nama baik akan bersinar selamanya.” (Anonim)

Setiap pemimpin harus memiliki pencitraan diri positif yang kuat sebab dari pencitraan tersebut akan membuat yakin pihak lawan maupun kawan. Pencitraan diri luar bisa dilihat dari penampilan fisik, bahasa tubuh, dan suara. Penampilan fisik sangat penting sebab itu yang membedakan antara pemimpin dan bawahan. Penampilan fisik yang rapi akan membawa kesan berwibawa. Bahasa tubuh pun demikian harus mencerminkan seorang pemimpin dan jangan sampai selengekan. Bahasa tubuh yang selengekan akan menurunkan wibawa anda sebagai seorang pemimpin. Suara juga bisa berpengaruh terhadap diri anda. Jangan sekali-kali menyamaratakan suara anda saat bercanda dengan saat serius. Sedangkan pencitraan diri dari dalam erat hubungannya dengan kebiasaan anda yang tercermin dari karakter pribadi. Jika anda bagus, baik dilihat dari luar atau pun dalam, maka anda adalah ciri pemimpin sejati.




36. BANYAK MEMILIKI PRESTASI

“Keteladanan adalah kepemimpinan.” (A. Schweitzer)

Orang yang berprestasi tentu lebih memiliki karisma lebih dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki prestasi sama sekali. Prestasi bukan hanya kemampuan dalam intelektual semata, namun juga dalam pergaulan dan memimpin keluarga. Contoh kasus pemilihan presiden AS biasanya menyita perhatian publik dunia. Nah dari situ sering beredar kabar bahwa biasanya rakyat AS mempertimbangkan untuk memilik presiden yang baik. Biasanya akan dilihat pertama kali adalah kemampuannya dalam membangun atau memimpin rumah tangga. Hal itu wajar saja sebab jika rumah tangga calon presiden berantakan, bagaimana mau memimpin negara jika memimpin lingkup kecil (keluarga) saja tidak bisa. Kemampuan memimpin keluarga adalah suatu prestasi besar. Prestasi bisa diwujudkan dalam bentuk apapun. Semakin anda memiliki banyak prestasi, maka semakin disegani dan dihormati pula oleh bawahan atau anak buah. Buatlah banyak prestasi dari lingkup terkecil hingga lingkup terbesar sekarang juga.




37. KOMUNIKASI  EFEKTIF

“Mengembangkan kemampuan komunikasi yang baik adalah sangat penting untuk kepemimpinan yag efektif. Pemimpin harus berbagi pengetahuan dan ide-ide untuk mengirimkan rasa urgensi dan antusiasme pada orang lain.” (Gilbert Amelio)

Jika anda sebagai seorang pemimpin, maka komunikasi dengan orang yang dipimpin harus intens dan berkelanjutan. Jangan sampai anda tidak pernah berkomunikasi atau komunikasi anda terputus dengan bawahan. Tidak pernah berkomunikasi dengan bawahan adalah kesalahan fatal seorang pemimpin. Anda bisa mengetahui segala hambatan dan berbagai masalah dengan berkomunikasi Bukan berarti anda sebagai pemimpin harus menunggu laporan dari bawahan, tertapi anda juga harus aktif bertanya pada bawahan agar informasi tetap up to date. Komunikasi yang terputus juga menjadi masalah karena informasi yang disampaikan tidak akan tuntas atau dengan kata lain hanya separuhnya saja yang diterima. Oleh karena itu, anda sebagai pemimpin sebaiknya membuka diri untuk selalu berkomunikasi efektif dengan bawahan anda. Adanya komunikasi juga diharapkan akan menambah kekuatan emosional antara pimpinan dan bawahan. Di samping itu, adanya komunikasi yang efektif juga membuat anak buah merasa diperhatikan oleh pimpinannya.



38. MENGHARGAI BAWAHAN

Hal yang terbaik dari para pemimpin adalah ketika pekerjaan telah selesai dan tugas pun selesai, kemudian akan mengatakan bahwa kami telah melakukannya.” (Lao Tzu)

Tidak hanya pemimpin saja yang butuh dihargai, bawahan pun membutuhkan penghargaan karena pada dasarnya antara pemimpin dan bawahan adalah manusia biasa. Pimpinan dan bawahan hanyalah tingkatan yang digunakan untuk membedakana pemimpin mana anak buah. Anak buah pun bisa menjadi pimpinan jika ada kesempatan datang padanya. Pepimpin yang baik adalah pemimpin yang menghargai bawahannya. Pemimpin dan bawahan adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Hal yang terpenting adalah sikap saling mengerti dan menghargai batas-batas antara pimpinan dan bawahan. Perlu di ingat bahwa pemimpin dan bawahan adalah sebuah tim yang saling melengkapi dan saling mendukung.



39. MEMILIKI FLEKSIBILITAS

“Ada orang yang dapat terus memimpin ketika laut tenang.” (Publilius Syrus)

Seorang pemimpin juga harus fleksibel terhadap keadaan tertentu. Pemimpin yang kaku cenderung akan menemui banyak kesulitan. Misalkan, ada anak buah yang sakit, tentu kita tidak bisa memaksanya untuk terus bekerja. Jika dipaksakan untuk bekerja tentu hasil pekerjaannya tidak akan sempurna dan efek lain adalah si anak buah akan menjadi tambah sakit. Jika tambah sakit tentu yang rugi anda juga. Sebaiknya jika ada yang sakit, anda harus mewajibkan si anak buah untuk beristirahat dan berobat sampai sembuh, sehingga dapat bekerja secara maksimal. Jadi, jangan terlalu kaku, usahakanlah membuat anak buah nyaman dan memahami masalah yang dialaminya.




40. KOORDINASI INTENS

“Aku sehat adalah bakat melihat hal-hal sebagaimana adanya dan melakukannya sebagaimana seharusnya dilakukan.” (Harriet Beecher Stowe)

Salah satu tugas pemimpin adalah mengoordinasi anak buah atau bawahannya. Tanpa adanya koordinasi yang baik, maka mustahil tugas-tugas yang diberikan pada bawahan akan terlaksana. Banyak kegagalan diakibatkan karena tidak ada pengoordinasian tugas dan wewenang dengan baik. Hal semudah dan sekecil apapun jika tidak dikoordinasikan, maka akan berujungpada sebuah kegagalan. Jadi, jangan sekali-kali melalaikan koordinasi. Koordinasi harus dilakukan secara intens atau pun secara berkala karena dari koordinasi tersebut dapat dilihat sejauh mana pelaksanaan tugas dan kemampuan setiap anggota.



41. PENDENGAR YANG AKTIF

‘Pegetahuan berbicara, tetapi kebijaksanaan mendengarkan.” (Jimi Hendrix)

Seorang pemimpin juga harus menjadi pendengar yang aktif. Pendengar aktif di sini bisa diartikan sebagai pendengar yang mampu menganalisis setiap informasi yang berasal dari mana pun. Di sini kepekaan terhadap permasalahan dan isu yang sedang berkembang mutlak diperlukan. Isu-isu yang muncul jika tidak dikelola dengan baik, maka akan mengganggu kinerja tim secra keseluruhan. Kemampuan sebagai pendengar yang aktif perlu diasah setiap hari dengan cara memahami permasalahan dan isu secara menyeluruh dan tidak sepotong-potong untuk menghindari salah penafsiran dan salah pemahaman.




42. KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN TEPAT

Karakter manusia dapat dipelajari dari kata sifat yang biasa digunakan dalam percakapan.” (Mark Twain)

Hari ini berkaitan dengan kecepatan dan tekanan intonasi sewaktu berbicara. Banyak sekali kegagalan diakibatkan oleh ketidakmampuan dalam berbicara secara tepat. Perlu diingat bahwa kecepatan dalam mengucapkan sesuatu itu sangat diperlukan pada penangkapan si anak buah. Jika berbicara terlalu pelan, maka ada kemungkinan anak buah anda akan merasa bosan. Namun, jika anda berbicara terlalu cepat, maka ada kemungkinan bahwa pesan yang akan anda sampaikan tidak bisa ditangkap. Tekanan juga menentukan penerimaan pesan pada anak buah. Jika tekanan berbicara terlalu datar, maka akan kurang greget dan kemungkinan bisa disepelekan. Namun, jika tekanan terlalu tinggi, maka bisa dianggap anda sedang marah. Oleh karena itu, antara kecepatan dan tekanan harus bisa diatur dengan baik agar tidak membuat salah tafsir.

                                  

43. BERIKAN PERINTAH SECARA HALUS

“Hidup adalah pelajaran panjang dalam kerendahan hati.” (James M. Barrie)

Sifat orang pada dasarnya adalah ingin dihargai orang lain. Nah, dalam hal ini berlaku saat kita memberikan perintah pada bawahan atau anak buah kita. Setidaknya ada kata kunci dalam memberikan perintah, yaitu ‘maaf’,’tolong’,dan’terimakasih’. Ketiga kata tersebut adalah kata ampuh dalam melakukan perintah terhadap bawahan. Misalkan, 1. Heh ambilkan kertas itu di meja saya, 2. Tolong, ambilkan kerjas di meja saya. Dari dua contoh kalimat tersebut, bisa dianalisis bahwa kalimat perintah pertama cenderung kasar dan terkesan merendahkan, namun kalimat perintah yang kedua lebih santun dan lebih menghargai orang lain. Ingat, bukan karena anda pemimpin jadi bisa berujar seenaknya sendiri. Pemimpin yang memiliki sopan santun lebih akan dicintai anak buah atau bawahannya.




44. KEMAMPUAN MEMBANGUN FONDASI HUBUNGAN

“Bahan paling penting untuk  membangun kesuksesan adalah mengetahui bagaimana bergaul dengan banyak orang.” (Theodore Roosevelt)

Hal penting yang tidak boleh dilupakan seorang pemimpin adalah kemampuannya dalam membangung fondasi hubungan dengan orang lain. Tanpa kemampuan tersebut, maka tidaklah layak menjadi seorang pemimpin. Adanya hubungan dengan pihak lain berguna dalam rangka mencapai tujuan. Semakin banyak berhubungan dengan orang lain, maka semakin banyak pula relasi. Dari banyaknya relasi tersebut bisa dipelajari kekurangan dan kelebihannya, sehingga bisa bermanfaat. Relasi yang banyak tersebut bisa dimanfaatkan sesuai kemampuan dan kebutuhan. Fondasi hubungan yang kuat dengan relasi akan membuat ikatan emosional tersendiri, sehingga ketika kita membutuhkan bantuan, maka akan dengan mudah relasi kita akan mengulurkan bantuan. Hal itu juga berlaku dalam tim, fondasi hubungan antara pemimpin dengan bawahan.




45. KECERDASAN DIPLOMASI

“Seni komunikasi adalah bahasa kepemimpinan.” (James Humes)

Kecerdasan berdiplomasi akan sangat berguna manakala menghadapi masalah pelik dengan menghasilkan kemenangan yang elegan. Misalkan seorang pemimpin akan lebih memilih berdiplomasi terebih dahulu dibandingkan dengan langsung menyerang lawan. Diplomasi bisa jadi merupakan jalan awal guna meraih kemenangan dibandingkan dengan langsung serang. Dari diplomasi tentu bisa didapatkan mengapa pihak lawan bertindak demikian. Ada alasan-alasan yang perlu dipertimbangkan agar tepat dalam berdiplomasi. Berdiplomasi dengan saling menguntungkan kedua belah pihak cenderung tidak menimbulkan rasa dendam. Kecerdasan diplomasi seorang pemimpin akan mencerminkan seberapa hebat kemampuannya dalam memimpin.




46. SELALU MENGUCAPKAN KATA-KATA BAIK

“Hidup adalah pelajaran panjang dalam kerendahan hati.” (James M. Barrie)

Banyak orang mengatakan bahwa mulutmu adalah harimaumu. Begitu hebatnya sebuah kata, sehingga bisa mengubah keadaan. Kata-kata itu lebih tajam daripada pedang, banyak juga orang mengatakan demikian. Setiap hari tentu bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang, apalagi anda selaku pemimpin. Kata-kata baik yang diucapkan seorang pemimpin akan memberikan dorongan kuat bagi anak buahnya. Kata-kata baik juga akan berpengaruh pada teman dan orang lain di sekitar anda. Sekali anda mengatakan kata-kata kotor, maka orang lain akan terus mengingatnya. Baik dan buruknya kata akan mempengaruhi penilaian terhadap diri anda. Sangat tidak pantas seorang pemimpin sering mengucapkan kata-kata kotor.




47. HINDARI PERMUSUHAN PRIBADI

“Teman bisa datang dan pergi, tetapi musuh menumpuk. (Thomas Jones)

Sekecil apapun permusuhan antara pemimpin dengan bawahan atau antara bawahan dengan bawahan, maka akan berefek terhadap kinerja tim secara keseluruhan. Pemimpin dengan bawahan adalah sebuah tim yang tidak bisa dipisahkan. Jadi, seorang pemimpin jangan sampai menuai permusuhan dengan bawahannya Pemimpin juga harus bisa menjadi penengah jika terjadi permusuhan antara permusuhan antara pemimpin dengan bawahan atau bawahan dengan bawahan adalah adanya pemelotan. Jika terjadi pembelotan, maka yang rugi adalah semua sebab bisa saja si pembelot akan membocorkan kelemahan dan rencana-rencana yang hendak dicapai. Jika itu terjadi, maka keberlangsungan tim berada dalam ancaman pihak lain yang tidak suka.




48. ADAKALANYA DIAM

“Diam adalah argument yang dilakukan dengan cara lain.” (Ernesto “Che” Guevara)

Adakalanya seorang pemimpin bersikap diam. Diam di sini dalam kontek ketika orang lain atau bawahan sedang berbicara atau mengemukakan sesuatu. Pemimpin yang baik adalah pendengar yang baik. Diamnya seorang pemimpin bisa diartikan sedang berpikir atau menelaah sesuatu yang mungkin bisa berguna dalam hubungannya dengan tujuan yang hendak dicapai. Diam saat mendengarkan orang lain berbicar akan membuat kita mengetahui maksud pembicaraan sebenarnya. Hal itu akan sangat berbeda jika sewaktu orang lain berbicara kemudian anda menyelahnya. Diam juga berarti focus terhadap apa yang ingin dibicarakan atau diungkapkan orang lain.




49. BIASAKAN TERSENYUM

“Senyuman adalah sebuah pelukan verbal.” (Anonim)

Senyum adalah kekuatan ampuh yang terkadang dilalaikan. Senyum bisa mengubah keadaan tegang menjadi lebih cair dan bersahabat. Satu senyum bisa mewujudkan banyak harapan. Tentu anda lebih suka melihat orang tersenyum daripada orang yang cemberut. Orang lain yang tidak mengenal kita tentu akan merasa senang bila diberikan sebuah senyuman. Apalagi sebagai seorang pemimpin, tentunya akan berhubungan dengan banyak orang, terrmasuk anak buahnya. Orang yang diberikan senyuman akan merasa dihargai dibandingkan tatapan yang seakan mengejek. Tidak ada salahnya tersenyum, toh itu tidak akan membuat citra diri menjadi jelek.




50. KECERDASAN TOLERANSI

“Tidak adanya toleransi adalah salah satu penyebab ketiadaan iman.” (M.K. Gandhi)

Ada kalanya kita menoleransi hal tersebut. Namun demikian, toleransi bukan berarti memberi kelonggaran seenaknya sendiri, tetapi ada batas-batas tertentu. Kecerdasan toleransi yang dimaksudkan di sini adalah kemampuan untuk menoleransi tanpa merugikan diri sendiri dan orang lain. Kemampuan seperti inilah yang sangat diperlukan seorang pemimpin. Namun, untuk hal yang sangat penting dan menimbulkan dampak sistematik, jangan gunakan toleransi secara berlebihan karena akan membawa pada kerugian. Sebagai seorang pemimpin, maka harus tahu mana yang boleh ditoleransi dan mana yang tidak boleh ditoleransi.




51. ANTISIPATIF TERHADAP PERMASALAHAN

“Salah satu ujian kepemimpinan adalah kemampuan dalam mengenali masalah sebelum masalah itu menjadi berat.” (Arnold H. Glasow)

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang selalu bersifat antisipatif terhadap permasalahan. Dengan kata lain bahwa tidak menunggu berbagai masalah baru muncul, tetapi mengantisipasi sebelum masalah baru muncul. Jika seorang pemimpin bersikap demikian, maka bisa diminimalisasi akan membuat permasalahan dan guncangan besar terhadap keberadaan sebuah tim. Masalah yang besar cenderung sulit untuk diatasi, dibandingkan masalah kecil.
Oleh karena itu, sekecil apapun masalah, hendaknya segeralah diselesaikan sebelum semakin membesar. Sikap antisipatif itu lebih baik dibandingkan membiarkan masalah menjadi berlarut-larut.




52. SELALU KONSTRUKTIF

“Cara untuk maju adalah dengan memperbaiki diri dalam segala hal, tanpa pernah mencurigai siapa pun yang ingin menghalangi.”  (Abraham Lincoln)

Ciri khas pemimpin jempolan adalah selalu konstuktif terhadap yang dipimpinnya. Konstruktif di sini bisa diartikan dengan selalu memberikan dorongan positif pada bawahan, memberikan masukan jika terjadi kesalahan, dan tidak membat bawahan berkecil hati. Misalkan, pengikut anda terkadang melakukan kesalahan. Hal pertama yang perlu dilakukan bukanlah memarahi, tetapi memberikan semangat dan menanyakan nasihat atau pun solusi yang membangun agar kesalahan tidak lagi terulang. Konstruktif akan lebih efektif dalam memberikan semangat, dibandingkan sikap yang destruktif. Sikap konstruktif akan menumbuhkan rasa percaya diri pada orang lain, sedangkan sikap destruktif lebih bersifat menghancurkan, menghakimi, dan cenderung menyalahkan.



53. MENERIMA KRITIK DENGAN ELEGAN

“Kritikus harus mendidik public; seniman harus mendidik kritikus.” (Oscar Wilde)

Kritik tidak selamanya bersifat destruktif/ merusak, tetapi jika ditanggapi dengan baik, maka kritik akan bersifat kontruktif. Pada dasarnya kritik dari orang lain adalah bentuk perhatian orang lain kepada anda. Jika orang lain tidak memperhatikan anda, maka mustahil sekali kritik akan muncul. Misalkan, anda memperhatikan tingkah laku anak kecil, tentu saja anda berkomentar. Mustahil sekali jika anda tidak memperhatikan anak kecil tadi, terus tiba-tiba berkomentar. Nah, komentar dalam kontek ini bisa diartikan semacam kritik. Adanya kritik tentu ada sesuatu yang kurang dan yang mengetahui kekurangan anda adalah orang lain. Sejelek apapun kritik, bisa dijadikan bahan evaluasi guna memperbaiki diri.



54. MEMBUAT KEPUTUSAN TEPAT

“Dia yagn ragu-ragu adalah tolol. “Mae West”

Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk membuat sebuah keputusan tepat, sekalipun keputusan tersebut harus diambil cepat mengambil keputusan tepat diperlukan pertimbangan matang karena sebuah keputusan tentu akan berdampak bagi banyak pihak. Pertimbangan baikburuk, untung-rugi, dan besar-kecilnya risiko yang ditanggung keharusan sehingga tidak boleh dilalaikan. Keputusan yan asal-asalan akan berakibat pada kegagalan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus terus melaih diri dalam membuat keputusan tepat. Hal tersebut bisa dilakukan dengan belajar dari pengalaman diri sendiri atau pun pengalaman orang lain yang relevan.




55. MENARIK KESIMPULAN SECARA AKURAT

“Ukuran akhir seorang manusia bukanlah saat ia berdiri saat nyaman, melainkan berdiri  saat ada tantangan dan kontroversi.” (Martin Luther King Jr)

Pemimpin terkadang dihadapkan pada pengambilan kesimpulan pada kejadian atau kasus tertentu. Kemampuan menarik kesimpulan secara akurat merupakan hal penting karena kesimplan yang diambil secara akurat akan berpengaruh banyak pada kelangsungan tim. Salah dalam pengambilan keputusan akan berakibat fatal, apalagi keputusan tersebut penting. Untuk mengambil kesimpulan secara akurat, maka diperlukan pertimbangan matang antara manfaat dan mudharatnya. Satu kesimpulan yang diambil seorang pemimpin berpengaruh pada tim atau orang yang dipimpinnya.




56. EFEKTIF DAN EFISIEN

“Kepemimpinan yang efektif telah meletakkan hal pertama di tempat pertama.”  (Stephen covey)

Efektif dan efisien akan menjadi dasar untuk mencapai tujuan dan mempertahankan tujuan tersebut bila telah tercapai. Tujuan yang bisa dicapai dengan mudah jangan sampai dipersulit dalam mencapainya. Jika hal mudah dipersulit, maka seorang pemimpin yang berlaku demikian, dikatakan sebagai pemimpin yang bertindak tidak efektif dan efisien. Misalkan di suatu desa ada dua alternative jalan yang mengantarkan pada satu jalan, jalan A lebih dekat dan jalan B lebih jauh. Tentu saja agar cepat sampai tujuan, maka lebih memilih jalan A. Melewati jalan A di samping akan lebih cepat, tentu saja akan menghemat waktu dan tenaga.




57. JAUHKAN MASALAH PRIBADI DENGAN TIM

“Bersikaplah sopan kepada semua, tapi intim dengan sedikit.” (Thomas Jefferson)

Profesionalitas seorang pemimpin bisa dilihat dari kemampuannya dalam memisahkan antara masalah pribadi dengan tim. Seorang pemimpin yang sedang memiliki masalah dengan keluarganya misalnya. Jangan sampai masalah itu merembet pada tim dan mengorbankan tim anda hanya karena egoiosme pribadi. Jika masalah pribadi sudah dicampuradukkan dengan tim, maka anda akan rugi dua kali, yaitu pribadi dan tim. Untuk menjauhkan hal itu, anda harus berpikir jenih. Selesaikan masalah pribadi terlebih dahulu kemudian baru mengurus tim. Bicarakan masalah anda pada orang yang anda percayai, siapa tahu dapat memperoleh solusi yang tepat. Tahan emosi anda dan jangan tunjukkan kepada tim agar tidak memengaruhi kinerja tim.




58. MEMPERBAIKI DIRI

“Pemimpin adalah orang yang belajar.”(John C. Maxwell)

Seorang pemimpim bukan berarti selalu lepas dari kesalahan. Namun, kesalahan yang pernah dilakukan bisa dijadikan sebuah pengalaman berharga untuk perbaikan selanjutnya. Memperbaiki diri adalah sikap yang harus dilakukan seorang pemimpin, sehingga dapat menjadi contoh teladan anak buahnya. Memperbaiki diri disetiap saat agar semakin menjadi baik. Memperbaikidiri akan sangat berguna sebagai ajang evaluasi diri sendiri, baik atau tidak sikap dan perilaku anda selama ini. 



59. REAKTIF POSITIF

“Perbuatan adalah indikasi karakter yang sesungguhnya.” (John C. Msxwell)

Yang dimaksudkan dengan reaktif indikasi di sini adalah menanggapi sesuatu dengan cepat dan selalu berpikir dari sisi positif dahulu. Misalkan, ada orang mengatakn bahwa perusahaan yang anda pimpin kurang cepat dalam menanggapi complain. Untuk mengetahui kebenaran tersebut maka anda selaku pimpinan tidak perlu marah menanggapinya, tetapi menyelidiki keberan terlebih dahulu. Jika terbukti benar, maka berikanlah reward pada orang complain tadi. Namun, jika tidak terbukti kenyataannya maka hal itu bisa dijadikan pelajaran bahwa karakter orang itu bermacam-macam seingga lebih antisipatif terhadap berbagai kemungkinan.



60. MAMPU BERTAHAN EKSTRA

“Kekalahan bukanlah kegagalan yang terburuk. Tidak mencoba adalah kegagalan sejati.” (George Edward Woodberry)

Pemimpin terkadang dihadapkan pada situasi yang dilematis dan tidak mengenakkan Namun, seorang pemimpin harus mampu bertahan dalam berbagai kemungkinan situasi dan kondisi. Ada kalanya pemimpin harus bekerja sendirian, namun ada kalanya juga harus bekerja kelompok. Untuk pekerjaan tertentu atau mengambil keputusan kadang harus sendirian, namun pelaksanaannya bisa dilakukan secara berkelompok. Mengapa harus memiliki kemampuan bertahan ekstra? Ya karena tidak selamanya sesuatu bisa dilakukan sendirian dan tidak selamanya pula sesuatu bisa dilakukan secara bersama-sama. Jika sudah memiliki pertahanan ekstra tentu saja akan lebih kebal dan lebih siap dalam menghadapi berbagai kemungkinan.



61. BERANI MENGAMBIL RISIKO

“Tanpa masuk sarang harimau, bagaimana dapat menangkap anak harimau?” (Peribahasa Cina)

Dalam setiap keputusan dan tujuan tentu ada resiko yang dihadapi. Seorang pemimpin yang baik harus berani mengambil risiko. Namun demikian adanya risiko-risiko yang akan menghambat tentu harus  dikipirkan secara matang dan tidak asal-asalan dalam mengambil keputusan. Pertimbangan baik buruk yang akan dihadapi harus diperhitungkan secara matang. Risiko hanya mengenal dua kemungkinan, yaitu keberasilan dan kegagalan. Kalau sekiranya masih ragu dalam menambil risiko, maka hendaknya berkonsultasi pada orang yang dipercaya dan berpengalaman di bidangnya. Dengan seperti itu, maka kemungkinan mencapai keberhasilan akan lebih besar.



62. MENGERTI MEDAN

“ Layang-layang terbang tinggi karena menentang angin, bukan terbawa angin.” (Winston Churchill)

Mengapa setiap akan memulai balapa F1 ataupun Moto GP selalu dilakukan adanya uji coba di sirkuit yang hendak digunakan? Jawabannya tentu untuk menguasai medan balapannya. Ya itulah gambaran betapa pentingnya mengerti medan yang akan berguna untuk proses ‘perang’. Sebagai seorang pemimpin tentu tidak ingin terjerumus pada medan yang tidak jelas sebab banyak risiko yang akan dihadapinya. Proses mengerti medan bisa dilakukan dengan cara melakukan pengamatan atau bisa saja langsung turun ke lapangan. Mengerti medan tidak bisa disepelekan begitu saja sebab dengan mengerti medan, maka akan mengetahui karkter-karakter dari hulu hingga hilir. Dengan mengetahui karakter medan tentu akan memudahkan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan yang sesuai. Ibaratnya seorang pembalap akan mengetahui tikungan-tikungan berbahaya yang selalu diwaspadai.



63. MAMPU MENGELOLA AMARAH

“Ketika marah, maka pikirkanlah konsekuensinya.” (Konfusius)

Suatu kemarahan bisa mengakibatkan banyak kemungkinan negative yang ditimbulkan. Bentuk kemarahan yang tidak terkendali akan membuat hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin menjadi renggang. Ada baiknya jika anda marah, maka hindari pembicaraan yang akan menambah kemarahan anda. Lempiaskan kemarahan anda pada kegiatan positif. Anda perlu berpikir jernih ketika sedang marah sebab jika anda selalu marah-marah, maka konsekuensinya adalah hubungan sosial dengan orang-orang di sekitar akan terganggu. Ingat, tidak semua orang suka dengan anda. Jika anda marah-marah terus maka hal itu akan menunjukkan kelemahan anda dalam mengontrol emosi.



64. KEMAMPUAN OBSERVASI

“Pemimpin-peminpin efektif bukanlah pengkhotbah, mereka adalah pelaku” (Pete Drucker)

Sebelum melakukan tindakan, alangkah baiknya melakukan observasi terlebih dahulu. Dengan melakukan observasi, maka diperoleh gambaran secara umum mengenai objek yang hendak menjadi tujun. Dengan melakukan observasi pula dapat dijadikan pijakan untuk mengambil sebuah keputusan atau pun tindakan. Kemampuan seorang pemimpin untuk memfokuskan hal tertentu untuk diobservasi juga diperlukan. Hal tersebut untuk menghindari informasi atau objek yang tidak valid dan tidak layak dijadikan pertimbangan. Dalam observasi bisa dilakukan sendiri atau pun menyuruh orang lain yang dipercaya dan berkompeten dalam bidangnya.



65. PANDAI MEMONITORING

“Buat masa depan anda dari masa depan, bukan masa lalu.” (Werner Erhard)

Memonitoring berguna untuk mengetahui kinerja anak buah di lapangan. Monitoring juga berguna sebagai tindakan langsung melihat kendala di lapangan. Adanya monitoring dari pimpinan akan membuat anak buah merasa diperhatikan. Namun, monitoring jangan sampai mengganggu pelaksanaan kerja di lapangan dan jangan sampai membebani anak buah. Jika melihat kesalahan dalam pelaksanaan di lapangan, maka segeralah diberi tahu dan carikan solusinya agar tidak terjadi kesalahan berulang yang cenderung akan merugikan semua pihak. Dari monitoring pula akan diketahui seberapa jauh pelaksanaan, kira-kira bisa mencapai target atau tidak.




66. REALISTIS

“Kalau anda melakukan pekerjaan anda 51%, anda akan menjadi pahlawan.” (Alfred P. Sloan)

Ada kalanya seorang pemimpin harus besikap realistis. Misalkan, anda sebagai seorang jendral dalam peperangan, anda hanya memiliki 100 orang prajurit dan musuh memiliki 10 ribu prajurit (memiliki senjata yang sama dengan anda), tentu kemungkinan menang sangat kecil. Hal yang paling realistis adalah lebih baik anda menyingkir dan membangun kekuatan yang lebih besar untuk mengimbangi musuh anda. Jika anda tetap nekad untuk perang, tentu hal tersebut akan sia-sia. Intinya, anda harus realistis terhadap kemampuan dan keadaan, setelah mumpuni barulah siap bertempur.




67. SELEKTIF

“Asumsi keliru bisa menjadi bencana.” (Peter Drucker)

Selektif dalam segala hal  adalah keharusan. Sebagai seorang pemimpin haruslah menerapkan sifat dan sikap selektif agar terhindat dari berbagai kemungkinan yang tidak diinginkan. Dalam memilih anggota tim juga harus selektif. Selektivitas dalam memilih anggota tim akan berpengaruh besar terhadap kinerja pelaksanaan program dan tujuan. Selektif juga berlaku dalam memilah-milah informasi yang masuk. Dengan selektivitas itulah kita akan mengetahui kelemahan dan kelebihan tim sendiri ataupun lawan. Kemampuan dalam bersikap selektif dipengaruhi banyak factor, dari kemampuan pemahaman hingga pengalaman yang  mumpuni.




68. PENUH KESEIMBANGAN

“Sebagian besar kepemimpinan adalah menemukan keseimbangan antara dua kegiatan yang sering bertentangan, yaitu menegaskan wewenang dan menanggapi orang lain.” (Belle Lind Halpern dan Kathy Lubar)

Adanya keseimbangan pada diri seorang pemimpin akan sangat berpengaruh pada gaya kepemimpinannya. Pemimpin harus pandai memilah hal yang penting dan tidak penting. Kemampuan dalam mengendalikan emosi juga merupakan bentuk keseimbangan. Bukan karena anda seorang pemimpin lalu dengan seenaknya menumpahkan kemarahan. Hindari juga fanatisme berlebihan sebab akan menggangu keseimbangan. Jika pemimpin penuh dengan keseimbangan, maka akan berani melihat bahwa sebuah keberhasilan tentu berdampingan dengan kegagalan. Dengan demikian, jika terjadi kegagalan dan keberhasilan merupakan hasil kerja bersama bukan individual.




69. KEMAPANAN

“Tidak ada hambatan yang lebih besar dalam menjalin hubungan baik dengan sesama ketimbang tidak menerima diri sendiri.” (Honore de Balzac)

Kemapanan di sini bisa diartikan sebagai sebuah pendirian kuat dengan dasar yang kuat pula. Menurut John C. Maxwell, ada empat ciri pemimpin yang tidak memiliki kemapanan:
1. Mereka tidak memberikan kemapanan pada orang lain.
2. Mereka lebih banyak mengambil daripada memberi.
3. Mereka terus membatasi orang-orangnya yang terbaik.
4. Mereka terus membatasi organisasinya.

Adapun untuk meningkatkan kemampuan seorang pemimpin maka diperlukan adalah:
1. Mengenali diri sendiri.
2. Bagilah kredit atas suatu prestasi.
3. Mencari bantuan para professional untuk mengatasi ketidakmapanan tersebut.




70. BERIKAN ALTERNATIF

“Tentukan hal yang dapat dan harus dilakukan dan kemudian kita akan menemukan jalan.” (Abraham Lincoln)

Ada banyak masalah tentu banyak pula jalan keluarnya. Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan antisipatif dengan banyak memiliki alternative dalam setiap keijakan. Maka tidak ada salahnya jika membuat rencana A hingga B. Semakin banyak alternative, maka semakin banyak pula cara yang bisa dilakukan guna mencapai tujuan. Tentunya alternative harus disesuaikan dengan misi dan  visi yang dicanangkan. Dari sekian banyak alternative, harus disesuaikan pula dengan kemampuan tim, sehingga tidak terjadi kesalahan. Setiap alternative juga harus dipikirkan secara matang untuk menghindari kesalahan sama dan berulang.




71. MENGEVALUASI HASIL

“ Tidak semua yang dapat dihitung itu diperhitungkan dan tidak semua diperhitungkan dapat dihitug.” (Albert Einstein)

Setiap kegiatan atau pelaksanaan tentu diperlukan adanya evaluasi. Dari evaluasi tersebut dapat diketahui kemajuan, keberhasilan, atau kegagalan dalam pelaksanaan tujuan. Jika mengalami kemajuan, maka perlu ada peningkatan supaya dengan mudah tercapai. Jika mengalami keberhasilan, tentu hal itu bisa dijadikan pijakan dalam menentukan arah tujuan berikutnya. Akan tetapi, jika mengalami kegagalan, maka dengan adanya evaluasi bisa dicarikan solusi dari permasalahan yang dihadapi. Evaluasi bisa dilakukan kapan saja, bisa setiap hari,setiap minggu, atau sesuai kebutuhan asalkan dilakukan secara intens dan berkala.




72. MAMPU MEMBERDAYAKAN TIM

“Jangan pernah memberi tahu orang bagaimana melakukan sesuatu. Katakan pada mereka apa yang harus dilakukan.” (George S. Patton)

Memberdayakan tim di sini diartikan sebagai mengondisi terhadap tim untuk mengeluarkan segala kemampuan dan potensi yang dimiliki guna mencapai tujuan yang ditetapkan. Hal ini bukan sebagai bentuk eksploitasi besar-besaran terhadap anak buah, namun lebih diartikan sebagai ajang pembuktian kemampuan. Jika pemberdayaan mengarah pada ekploitasi, maka akan berujung pada kegagalan sebab tiap anggota akan merasa tidak nyaman dan pada akhirnya menjalankan tugas dengan setengah hati. Oleh karena itu, pemberdayaan harus dilaksanakan dan disikapi secara bijaksana.




73. MAMPU MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN TIM

“Pemimpin tidak menunggu. Mereka membentuk batas mereka sendiri. Semakin besar tantangan, semakin besar kesempatan.” (Anonim)

Sebagai pemimpin harus memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan tim. Jangan sampai salah mengidentifikasi kebutuhan. Misalkan, anda menjadi pemimpin redaksi sebuah majalah, tentu akan tahu apa-apa kebutuhan setiap anggota tim. Dari bagian editorial, cameramen, hingga reporter tentu berbeda-beda. Jangan sekali-kali anda menyamaratakan kebutuhan tim karena tugas mereka berbeda-beda, sehingga peralatan yang digunakan juga berbeda. Identifikasi kebutuhan dengan baik akan memperlancar dan mempernyaman jalannya pelaksanaan tugas.




74. MEMPU MELATIH

“Kepemimpinan dan belajar adalah hal yang sangat diperlukan satu sama lain.” (John F. Kennedy)

Pemimpin biasanya merupaka orang pilihan yang sudah terlatih dibidangnya. Jika pemimpin tidak menguasai bidangnya maka akan terjadi kehancuran. Seorang pemimpin yang sudah terlatih, baik otodidak atau belajar dari orang lain, dapat menurunkan kemampuan itu pada anak buahnya. Namun demikian, tidak semua pemimin mampu melatih anak buahnya dengan baik. Hal itu bisa dipengarui banyak faktor, bisa karena ketidakmampuan si pemimpin dalam penyampaian materi dan bisa juga karena faktor daya nalar anak buah yang rendah. Jika anda mampu melatih anak buah dengan baik, maka pekerjaan anda akan lebih ringan sebab dengan sedikit perintah saja anak buah akan cepat tanggap untuk melaksanakan perintah.




75. PENDAMPING YANG BAIK

“Reputasi adalah apa yang pria dan wanita pikirkan tentang kita.” (Thomas Paine)

Seorang pemimpin harus menjadi pendamping yang baik bagi anak buahnya. Pendampingan akan sangat beruna karena dengan pendampingan, anak buah akan lebih memahami instruksi yang diberikan. Dalam pendampingan biasanya ada pengarahan-pengarahan dan dukungan yang berguna dalam mencapai tujuan. Pendampingan sangat diperlukan bagi anak buah baru karena belum mengetahui seluk-beluk cara kerja dan sasaran yang hendak dicapai. Anak buah lama juga perlu pendampingan utuk menghindari adanya kinerja yang manurun.




76. BELAJARLAH SAAT INI DAN ESOK ANDA PENJADI PEMIMPIN

“Kesenangan dan tindakan membuat jam tampak pendek.” (William Shakespeare)

Menurut John C. Maxwell, kepemimpinan itu berkembang setiap hari dan bukan dalam satu hari saja. Pernyataan tersebut berhubungan erat dengan Hukum proses. Semua memerlukan proses yang tidak bisa diperoleh secara instan. Seorang pemain sepak bola andal tentu tidak begitu saja mahir memainkan bola, namun diperlukan adanya latihan yang terus-menerus. Demikian pula, jika anda menginginkan menjadi pemimpin yang baik, tentu segeralah untuk memulainya. Semakin anda menunda, maka semakin lama keinginan anda itu terwujud.




77. MAMPU MEMANAJEMEN WAKTU

“Ketetapan waktu adalah salah satu kebajikan utama dalam segala hal.” (Don Marquis)

Kemampuan lain yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah memanajemen waktu. Jika anda sudah merencanakan tujuan anda secara matang, tentu ada deadline waktu yang harus dipatuhi. Setiap rencana tentu ada tenggat waktu yang berguna untuk mengatur dan mengukur tercapai tidaknya tujuan/target anda. Ukuran berhasil tidaknya tujuan bisa dinilai pencapaian tertentu dengan total waktu tertentu. Misalkan, anda membuka warung makan dan direncanakan bahwa 1 tahun sudah balik modal. Nah, jika selama satu tahun belum balik modal, berarti anda gagal karena tidak sesuai target.
Untuk mengatasi kegagalan tersebut, maka harus diatasi dengan manajemen waktu. Misalkan, anda seorang sprinter yang ditarget menempuh jarak 100 meter dalam 10 detik, maka setiap detiknya anda harus menempuh 10 meter. Contoh lain, seorang pemimpin operasi pembebasan sandera menargetkan bahwa dalam satu jam sandera harus sudah dibebaskan. Tentu sebagai seorang pemimpin akan memberikan arahan pada anak buahnya agar tercapai tujuannya karena jika lebih dari target waktu tersebut, maka sandera akan dibunuh penculik. Dari ilurtrasi tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa jika pemimpin mampu manajemen waktu dengan baik, maka tujuan akan dengan mudah terlaksana, tetapi jika tidak bisa menanajemen waktu, maka tujuan yang direncanakan akan gagal.



78. ETOS KERJA SAMA

“Anda harus berpikir tentang hal-hal besar saat anda sedang melakukan hal-hal kecil sehingga semua hal-hal kecil menuju arah yang benar.” (Alvin Toffler)

Semangat kerja sama harus diutamakan karena dengan kerja sama kekuatan menjadi lebih besar. Namun, perlu diingat bentuk-bentuk kerja sama yang bagaimana yang cocok dengan anda dan bawahan karena jika salah dalam bekerja sama malah akan menghambat kinerja keseluruhan. Sebagai seorang pemimpin, maka harus memahami bahawan, kawan, bahkan yang hendak diajak bekerja sama.
Dari sudut pandang sosiologis, menurut Soerjono Soekanto (sosiolog) menyatakan pelaksanaan kerja sama antakelompok masyarakat ada tida bentuk, antara lain:
(a) Bargaining, yaitu kerja sama antara orang per orang dan atau antarkelompok untuk mencapai tujuan tertentu dengan suatu perjanjian saling menukar barang, jasa, kekuasaan, atau jabatan tertentu.
(b) Cooptation, yaitu kerja sama dengan cara rela menerima unsur-unsur baru dari pihak lain dalam organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya keguncangan stabilitas organisasi.
(c) Coalition, yaitu kerja sama antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama. Di antara organisasi yang berkoalisi memiliki batas-batas tertentu dalam kerja sama, sehingga jati diri dari masing-masing organisasi yang berkoalisi masih ada.



79. PEMBERI DUKUNGAN

“Pemimpin adalah seorang pembagi harapan.” (Napoleon Bonaparte)

Dukungan seorang pemimpin terhadap anak buah, bawahan, atau tim sangat besar artinya karena akan memacu kinerja menjadi lebih baik. Pemimpin yang mampu memberikan dukungan di saat bawahan sedang bersemangat, tentu akan membuat si bawahan lebih semangat lagi. Jika memberikan dukungan di saat bawahan terpuruk, maka dukungan tersebut akan sangat berguna untuk membuatnya bangkit kembali. Nah, untuk mengetahui keadaan bawahan sedang bersemangat atau terpuruk, maka harus dilakukan komunikasi yang mampu menampung aspirasi dari bawahan. Ada kalanya pemimpin mendengarkan penjelasan dan kalau ada yang salah maka bisa dinasihati.



80. MEMPUNYAI  LOYALITAS

“Barangsiapa yang mematuhi pemimpin, dia mentaati Aku dan barangsiapa yang mendurhaka pemimpin, ia mendurhakai-Ku” (HR Muslim)

Loyalitas akan membuat eksistensi seseorang diperhitungkan di mana pun dan kapan pun berada. Loyalitas adalah barang mahal yang tidak semua orang memilikinya. Anak buah harus memiliki loyalitas pada pemimpinnya, sedangkan seorang pemimpin harus memiliki loyalitas pada tujuan yang hendak dicapai. Bisa dicontohkan jika sebuah perusahan memiliki karyawan dan pemimpin yang loyal, maka perusahaan tersebut cenderung tahan banting sebab di saat naik turunnya kinerja perusahaan, pilar-pilar tersebut (karyawan dan pemimpin) masih berdiri kokoh untuk menyokong.




81. MAMPU MENGARAHKAN

“Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mendapatkan prestasi yang luar biasa dari orang biasa.” (Brian Tracy)

Mengarahkan di sini berarti seorang pemimpin harus mampu menerjemahkan dan memberikan arahan mengenai sasaran dan peran setiap anak buah. Perlu diingat bahwa anak buah memiliki banyak karakter berbeda, sehingga harus disesuaikan. Apalagi jika anak buah merupakan orang baru, tentu memerlukan arahan yang intens. Di samping itu, pemimpin juga jangan sampai lepas tangan dalam pelaksanaan, tetapi mengikuti kinerja anak buahnya. Mengapa harus mengetahui kinerja anak buah? Hal tersebut tidak lain berguna untuk memberikan respon dan masukan dari pencapaian yang telah ditentukan.



82. SAATNYA MENDELEGASIKAN TUGAS

“Pendelegasian tugas dapat berjalan jika orang yang mendelegasikan tugas juga menjalankannya.” (Robert Half)

Seorang pemimpin tidak selamanya mampu berada di tengah-tengah massa yang dipimpinnya. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya pendelegasian tugas. Dengan pendelegasian tugas sesuai kemampuan tentu akan lebih efektif  jika dijalankan dengan benar. Oleh karena itu, sebelum mendelasikan tugas, alangkah baiknya jika setiap orang yang diberi mandat terlebih dahulu diberi rambu-rambu sesuai jalur dan kewenangannya. Untuk mendelegasikan tugas dibutuhkan orang-orang yang benar-benar dapat dipercayadan memiliki kemampuan mumpuni dalam pelaksanaan tugas. Jangan sekali-kali mendelegasikan tugas pada orang yang berpotensi gagal dalam pendelegasian.


83. REGENERASI BERKELANJUTAN

“Nilai seorang pemimpin yang langgeng akan diukur oleh suksesi.” (John C. Maxwell)

Dalam sebuah institusi mutlak dibutuhkan adanya regenerasi. Hal itu dimaksudkan agar pada saat tertentu, terutama ketika seorang pemimpin sedang tidak ada, maka dapat menggantikannya sebagai pemimpin baru. Tidak mungkin seseorang  akan memegang jabaran sebagai pemimpin untuk selamanya. Regenerasi tidak bisa dilakukan secara instan, tetapi setahap demi setahap. Tahapan-tahapan tersebut dilalui guna pematangan pada calon pemimpin baru. Berhasil tidaknya seorang pemimpin bisa diukur dari seberapa sukses regenerasi yang dilakukan. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu menghasilkan pemimpin-pemimpin yang baru yang siap menggantikannya.



84. KREATIF DALAM SEGALA HAL

“Setelah anda membuat keputusan, alam semesta bersekongkol untuk mewujudkannya.” (Ralp Waldo Emerson)

Kreativitas adalah hal yang harus dimiliki seorang pemimpin. Kreativitas di sini adalah kemampuan untuk merencanakan tujuan, melaksanakan tujuan, dan mengatasi hambatan dengan baik. Perencanaan juga memerlukan kreativitas karena dengan perencanaan biasanya juga tersusun strategi yang hendak digunakan. Jika hanya dengan strategi yang monoton, tentu lawan akan mengenali karakter tim anda dengan mudah. Namun, jika strategi dilakukan tanpa lawan bisa menebaknya, maka kunci kemenangan  sudah di tangan anda.
Kreativitas juga bisa dihubungkan dengan pelaksanaan tujuan-tujuan anda. Tujuan akan mudah terlaksana jika banyak alternative dalam pelaksanaannya. Hal ini seperti anda pergi ke kantor memilih menggunakan sepeda, sepeda motor, atau mobol. Semua anda memiliki, namun disesuaikan dengan kemauan anda. Kreativitas juga dibutuhkan dalam memecahkan masalah. Pemimpin yang kreatif adalah pemimpin yang memiliki 1001 cara untuk menyelesaikan masalah. Jadi, jika anda ingin menjadi pemimpin teladan, maka anda harus kreatif dalam segala hal.



85. PENUH DENGAN IDE DAN GAGASAN BARU

“Tanpa partumbuhan yang berkelanjutan dan kemajuan, kata-kata seperti perbaikan, prestasi, dan kesuksesan tidak ada artinya.”  (Benjamin Franklin)

Pemimpin yang penuh ide atau gagasan baru akan lebih dihargai anak buahnya. Untuk mendapatkan ide banyak caranya. Ide bisa berasal dari proses membaca dari media cetak maupun elektronik. Ide juga bisa berasal dari hasil modifikasi banyak ide yang digabungkan sedemikian rupa. Namun, bisa juga berasal murni dari alam pikiran anda. Semakin banyak ide, maka semakin banyak pula kemungkinan. Yang terpenting adalah ide atau gagasan anda tersebut cukup aplikatif atau tidak dengan kemampuan anda dan orang yang dipimpin. Perlu diingat juga bahwa ide atau gagasan yang muncul juga jangan  sekali-kali bertentangan dengan anda atau pun banyak merugikan orang yang anda pimpin. Jika bertentangan dan merugikan, tentu jika tetap dilaksanakan akan berjalan dengan berat hati dan akhirnya tujuan tidak tercapai.



86. MEMEGANG TEGUH KEPERCAYAAN

“Mendapatkan kepercayaan adalah pujian yang lebih besar daripada dicintai.”  (George McDonald)

Kepercayaan adalah modal penting ketika orang lain mengangkat anda sebagai pemimpin. Jika orang lain tidak percaya dengan anda, maka sangat mustahil orang lain akan mengangkat anda sebagai pemimpin. Oleh karena itu, jangan sampai anda mengecewakan. Sekali anda merusak kepercayaan, maka kepercayaan tersebut tidak akan memihak kepada anda lagi. Para pemimpin sejati tidak pernah menganggap bahwa suatu jabatan adalah suatu kehormatan yang patut disyukuri, tetapi jabatan dianggap sebagai suatu amanat yang harus dijalani sebaik-baiknya guna menyejahterakan orang yang dipimpinnya. Memegang teguh kepercayaan adalah ciri pemimpin sejati yang akan berjuang dengan sekuat tenaga demi kebaikan bersama.



87. MEMBERIKAN REWARD DAN PUNISHMENT

“Kualitas seorang pemimpin dapat dilihat dari cara memberikan alasan dan penilaian.”  (Tacitus)

Dalam setiap tindakan tentu ada dua kemungkinan berhasil atau gagal. Jika berhasil tentu akan memberikan efek tersendiri bagi diri sendiri atau tim. Jika mencapai keberhasilan tentu layak diberikan penghargaan (reward) sebagai pemacu untuk lebih meningkatkan atau pun mencapai keberhasilan berikutnya. Penghargaan bisa bermacam-macam, pujian hingga kenaikan pangkat. Namun, jika terjadi kegagalan, sebagai pemimpin harus mengevaluasi kegagalan tersebut. Bila dalam evaluasi disimpulkan bahwa kegagalan diakibatkan karena kecerobohan, maka layak diberikan sanksi (punishment). Sanksi tersebut bisa berupa teguran, penurunan pangkat, hingga pemecatan jika sudah keterlaluan.



88. DEMOKRATIS

“Kebebasan bukan semata-mata melepaskan rantai dari tangan seseorang. Kebebasan adalah hidup dengan cara yang saling menghormati dan saling membantu kebebasan orang lain.”  (Nelson Mandela)

Pemimpin ideal adalah pemimpin yang tidak terlalu otoriter. Bersikap demokratis akan menjadikan tim lebih hidup karena anggota tim/bawahan anda tidak merasa diperlakukan seperti robot. Dengan bersikap demokratis pula akan banyak muncul ide atau gagasan yang bervariatif. Munculnya ide atau gagasan yang bervariatif tersebut akan mempermudah dalam pelaksanaan tugas karena akan banyak cara yang bisa dipraktikkan. Namun demikian, bersikap demokratis bukan berarti harus melaksanakan semua ide atau gagasan, tetapi harus pandai memilah-milah.




89 POLA PIKIR POSITIF

“Anda akan memiliki hasil yag positif jika mengganti pikiran negarif menjadi pikiran positif.”  (Willie Nelson)

Pola pikir positif akan membentuk kepribadin yang sabar, rendah hati, dan percaya diri. Harapan dan cita-cita akan selalu menjadi bagian orang-orang yang berpikir positif. Dengan pikiran positif tersebut, maka akan memudahkan dalam menggapai harapan dan cita-cita. Sebaliknya, pola pikir negatif akan membentuk perilaku yang pesimis, tidak sabaran, dan selalu dalam keraguan. Bukankah hal yang dilakukan berawal dari yang dipikirkan. Oleh karena itu, seorang pemimpin yang berpikir positif akan selalu memiliki harapan positif bagi dirinya dan orang lain. Meskipun terkadang harus berhadapan dengan berbagai macam konsekuensi, namun itu adalah hal yang wajar.




90. HINDARI KEBIASAAN MENUNDA

“Kesempatan tidak boleh dilewatkan karena waktu tidak dapat diputar balik.” (Peribahasa China)

Banyak alasan orang menunda pekerjaan. Menunda pekerjaan bisa karena takut salah, tidak tahu, malas, dan sebab lainnya. Jika hanya takut salah atau tidak tahu mungkin anda bisa mencari solusi dengan bertanya pada orang yang mampu dan telah memiliki banyak pengalaman. Tidak ada  kata sungkan atau pun malu jika anda ingin tahu dan pekerjaan akan berjalan lancar. Namun, jika anda menunda pekerjaan hanya karena malas, itu akan berakibat fatal. Anda sebagai seorang pemimpin  harus menghilangkan sikap suka menunda. Jika sekali saja menunda, maka pekerjaan lain akan terhambat. Karena anda seorang pemimpin, kalau dari pemimpin sudah terhambat, maka akan berefek panjang hingga pada bawahan.




91. MENGUTAMAKAN PRIORITAS

“Periksalah kehidupan pemimpin besar mana pun maka anda akan menemukan dia menentukan prioritasnya.”  (John C. Maxwell)

Dalam pekerjaan tentu ada prioritas. Sebagai pemimpin harus pandai memilah-milah prioritas mana yang menjadi prioritas dan mana yang bukan. Biasanya terdapat prioritas jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Dari ketiga prioritas tersebut harus berjalan berurutan sebab jika sampai melompat-lompat akan menghambat dan membuat tidak focus pada tujuan. Prioritas jangka pendek merupaka prioritas yang harus segera dilaksanakan, baru kemudian proritas jangka menengah, dan kemudian baru prioritas jangka panjang. Pemimpin harus mendelegasikan prioritas tersebut pada anak buahnya secara gamblang supaya tidak terjadi kekeliruan.




92. KAYA AKAN REFERENSI

“Pengetahuan itu adalah kekuasaan.” (francois Bacon)

Pemimpin yang baik tidak akan menggunakan satu referensi saja dalam mengambil kebijakan yang dianggap penting. Semakin banyak referensi, maka akan semakin baik dalam proses pengambilan kebijakan. Dari banyaknya referensi tersebut dapat dipilih mana yang cocok dengan karakter tim. Jangan sampai menyamaratakan tim anda dengan tim lain yang memiliki karakter berbeda. Jika salah memilih referensi, maka akan berakibat pada gagalnya tim dalam mencapai tujuan, bila pun berhasil maka dalam pelaksanaannya akan terseok-seok. Jadi, pahamilah karakter tim anda dan sesuaikan dengan referensi yang sesuai dengan tim anda.



93. MEMILIKI ANTUSIASME

“Menurut saya antusiasme itu berada di atas keterampilan professional.” (Edward Appleton)

Sikap antusiasme bisa ditunjukkan manakala bertemu dengan teman atau pun ketika anak buah kita menemukan gagasan baru yang akan membawa pada kebaikan tim. Antusiasme seorang pemimpin terhadap ide cemerlang dari anak buahnya merupakan  salah satu penghargaan yang bisa meningkatkan kinerja anak buah. Antusiasme terhadap teman juga akan membuat teman kita lebih merasa dihargai dan juga akan menambah keakraban. Tapi jangan sekali-kali sikap antusiasme anda dilakukan secara berlebihan sebab bisa saja orang menyalahartikannya sebagai bentuk ejekan atau penghinaan. Sikap antusiasme harus dituntukkan secara wajar dan proporsional sehingga tidak disalahartikan.




94. PEKA TERHADAP MOMENTUM

“Momentum adalah sahabat paling baik seorang pemimpin.”  (John C. Maxwell)

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mengetahui momentum secara tepat. Ketepatan menangkap momentum akan sangat berguna karena di saat lawan sedang lengah bisa kita manfaatkan situasi tersebut. Momentum datangnya bisa secara tiba-tiba tanpa disadari. Dengan kemampuan memahami momentum, maka kita dan tim akan selalu berada di depan lawan-lawan kita. Bisa dikatakan bahwa jika anda seorang pemimpin yang peka terhadap momentum, maka akan selalu menjadi yang pertama dan bukannya follower. Misalkan, anda mendapati 10 buah roti. Namun, karena anda yang mendapatinya terlebih dahulu, tentu anda akan bebas untuk memakan roti itu sepuasnya, kemudian orang lain di belakang anda tentu akan mendapatkan sisanya.


95. HINDARI KERAGUAN

“Semua kehidupan adalah percobaan. Percobaan banyak anda membuat lebih baik.” (Ralp Waldo Emerson)

Mengapa harus menghindari rasa ragu? Ya jawabannya mudah saja karena dengan keraguan, maka tidak melakukan sesuatu apapun. Pemimpin yang peragu cenderung akan mengikuti arus yang sedang gencar tanpa memperhatikan dengan matang. Ya kalau yang diikuti itu baik, nah kalau yang diikuti itu kurang baik, tentu saja akan memberikan kerugian. Keraguan sudah saatnya  ditinggalkan karena dengan  keraguan, maka segala sesuatu menjadi tidak focus dan menjadi setengah-setengah. Jika anda seorang peragu, maka orang lain akan menganggap anda sebagai orang yang plin plan. Maukan anda dikatakan orang yang plin plan? Tentu jawabannya tidak.
Segala sesuatu tentu mengandung risiko yang akan membuat keraguan. Untuk mengatasi rasa ragu, maka yang diperlukan adalah keyakinan yang berdasarkan pertimbangan matang.




96. PEMBELAJAR YANG ULUNG

“Anda bisa belajar dari siapa pun, bahkan musuh anda.” (Ovid)

Pemimpin tentu tidak selamanya sempurna, namun juga memiliki kekurangan. Oleh karena itu, bersikap selalu belajar dan belajar adalah ciri pemimpin yang baik. Hidup adalah proses belajar dari sejak lahir sampai meninggal. Pentingnya belajar adalah untuk selalu mengembangkan lingkaran pengetahuan yang akan berguna di dalam kehidupan. Banyak hal yang tidak diketahui, sehingga diperlukan apa yang namanya belajar. Pada dasarnya ilmu itu tidak akan hilang jika dibandingkan dengan harta benda yang bisa saja hilang. Belajar bisa dari siapa pun mulai dari anak kecil, bawahan, hingga pengalaman yang pernah dialami.



97. KETERBUKAAN

“Berpikir besar mendahului prestasi besar.” (Wilferd Paterson)

Keterbukaan berhubungan dengan kejujuran, sikap, dan tindakan. Adanya keterbukaan seorang pemimpin akan membuat anak buah mengetahui bagaimana arah dan tujuan yang hendak dicapai, sehingga anak buah tidak merasa sebagai pelaksana saja, tetapi merasa ikut andil dalam mencapai tujuan. Keterbukaan akan membuat anak buah mau mengemukakan kesulitan yang dihadapi, sehingga dengan cepat dicarikan solusinya. Katakan salah jika yang dilakukan anak buah itu salah dan katakan benar jika itu benar, tentunya dengan penyampaian yang baik. Keterbukaan akan membuat anak buah salut terhadap anda dan membuat anda bukan lagi menjadi momok menakutkan.


98. LINCAHKAN PIKIRAN

“Berpikirlah positif dan visualisasikan kelebihanmu.”  (Vic Braden)

Lincahkan pikiran yang dimaksudkan di sini adalah kemampuan berpikir menjadi yang terbaik di antara yang terbaik. Melincahkan pikiran sama saja membiarkan ide-ide baru muncul dan kemudian mewujudkan ide tersebut. Melincahkan pikiran juga membuat seorang pemimpin tidak terkungkung seperti katak dalam tempurung. Ada banyak hal yang masih bisa dilakukan daripada berdiam diri tanpa melakukan apa-apa. Pikiran-pikiran yang lincah akan mendekatkan pada hal-hal baru yang kadang belum terpikirkan. Namun demikian, jangan sampai anda terjerumus pada pikiran-pikiran negative atau pun yang cenderung menyesatkan.


99. INTUISI TAJAM

“Yang nyata satunya hal yang berharga adalah intuisi.” (Albert Einstein)

Intuisi seorang pemimpin adalah hal yang sangat penting. Intuisi yang dimiliki seorang pemimpin bisa diperoleh secara alami maupun dengan belajar. Jika diperoleh dengan cara belajar, tentunya harus dilatih secara kontinu agar meningkat intuisinya. Menurut John C. Maxwell, ada tiga tingkatan intuisi kepemimpinan, yaitu (1) Mereka yang secara alami melihatnya, (2) Mereka yang dilatih untuk melihatnya, dan (3) Mereka yang tidak akan pernah melihatnya.
Untuk kepemimpinan yang melihatnya secara alami dan yang dilatih, kemungkinan menjadi pemimpin yang berhasil cukup terbuka lebar. Namun, untuk yang tidak melihat ada kepemimpinan, maka ia tidak akan menjadi seorang pemimpin yang berhasil. 

100. PENUH INISIATIF

“Kata tidak mungkin, tidak ada dalam kamus saya.”  (Napoleon Bonaparte)

Para pemimpin memiliki tanggung jawab untuk menginisiatifkan hubungan dengan pengikutnya. Selain itu, pemimpin harus selalu mencari peluang dan mengambil sebuah tindakan. Untuk itu, diperlukan kualitas dalam memimpin, yaitu dengan cara, (1) Mengetahui apa yang diinginkan, (2) Memotivasi diri sendiri bahwa anda sanggup melakukannya, (3) Berani mengambil risiko, dan (4) Mengubah cara pikir anda bahwa persoalan yang ada itu timbul dari dalam diri, bukan dari orang lain, serta (5) Carilah peluang dengan menyesuaikan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki.


101. TIDAK CEPAT PUAS DIRI

“Jangan berbicara tentang apa yang telah anda lakukan atau apa yang akan anda lakukan.” (Thomas Jeffrerson)


Banyak pemimpin besar yang merasa bahwa pencapaian yang diperolehnya tidak berhenti pada satu titik saja. Namun, semakin banyak pencapaian yang diraih maka semakin haus akan pencapaian berikutnya. Pemimpin yang cepat puas diri, ya hanya sampai di situ saja yang bisa ia lakukan. Pemimpin harus memiliki sikap untuk menjadi selalu yang terbaik dan membuat semakin baik. Dengan seperti itu maka ada semacam tantangan-tantangan baru yang akan membawa pada pencapaian-pencapaian yang akan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. 

6 comments:

  1. Trima kasih suda berbagi sangat membantu menamba wawasan saya ..

    ReplyDelete
  2. Rebat FBS TERBESAR – Dapatkan pengembalian rebat atau komisi
    hingga 70% dari setiap transaksi yang anda lakukan baik loss maupun
    profit,bergabung sekarang juga dengan kami
    trading forex fbsasian.com
    -----------------
    Kelebihan Broker Forex FBS
    1. FBS MEMBERIKAN BONUS DEPOSIT HINGGA 100% SETIAP DEPOSIT ANDA
    2. FBS MEMBERIKAN BONUS 5 USD HADIAH PEMBUKAAN AKUN
    3. SPREAD FBS 0 UNTUK AKUN ZERO SPREAD
    4. GARANSI KEHILANGAN DANA DEPOSIT HINGGA 100%
    5. DEPOSIT DAN PENARIKAN DANA MELALUI BANL LOKAL
    Indonesia dan banyak lagi yang lainya
    Buka akun anda di fbsasian.com
    -----------------
    Jika membutuhkan bantuan hubungi kami melalui :
    Tlp : 085364558922
    BBM : fbs2009

    ReplyDelete