1. KARISMATIK
“Karisma
adlah hasil dari kepemimpinan yang efektif, bukan sebaliknya.” (Warren Bennis)
Mengapa Bung Karno hingga kini menjadi ikon pemimpin
jempolan? Salah satu jawabannya adalah karena beliau merupakan pemimpin yang
karismatik. Seorang
pemimpin yang karismatik, akan disegani lawan maupun kawannya. Karismatik
bukanlah sikap yang dibuat-buat, tetapi lebih cenderung pada pancaran alami
yang muncul dari dalam diri. Bayangkan saja, anda meniru-niru gaya Bung Karno
ataupun gaya Barrack Obama, bukannya orang lain akan terkagum-kagum, namun akan
menertawakan anda. Karisma yang muncul dari setiap orang berbeda-beda. Nah,
tugas anda sebagai pemimpin adalah memunculkan karisma anda agar berguna dalam
memimpin orang-orang yang dipimpin.
2. MEMILIKI
INTEGRITAS
“Bukan
posisi yang menjadikan seseorang dianggap sebagai pemimpin, tetapi
kepemimpinannyalah yang membuat posisi.” (Stanley Huffy)
Pemimpin yang memiliki integritas
akan lebih disegani teman ataupun lawannya. Integritas tinggi seorang pemimpin
akan membawa perubahan baik karena dengan integritas tersebut, campur tangan
pihak lain bisa diminimalisasi. Bisa dibayangkan jika terlalu banyak campur
tangan dari pihak luar, maka keberlangsungan tujuan atau target akan terganggu.
Semakin banyak yang campur tangan, maka semakin banyak pula keinginan dari banyak pihak yang berbenturan. Jika
terjadi benturan-benturan, yang rugi bukan hanya orang lain, tetapi juga anda
selaku pemimpin. Integritas berguna untuk menjaga agar pemimpin tetap pada
jalurnya, sehingga apa yang ditargetkan dengan mudah terpenuhi.
3. GUNAKAN
KEKUASAAN SESUAI PORSINYA
“Karakter
adalah kekuasaan; itu membuat teman-teman, menarik patronase dan dukungan,
serta membuka jalan menuju kejayaan, kehormatan, dan kebahagiaan.” (J. Howe)
Kekuasaan adalah hal penting dalam
kepemimpinan. Dengan kekuasaan, maka anda tahu batas-batas dalam memimpin.
Misalkan, seorang asisten manajer tentu memiliki cakupan lebih sempit
dibandingkandengan manejer utama dan fasilitas pun tentu berbeda. Namun demikian, asisten manajer memiliki
‘kekuasaan’ untuk mengatur orang-orang di bawahnya. Hal yang perlu diingat
bahwa kekuasaan bukanlah inti dari kepemimpinan sebab jika kekuasaan digunakan
secara sewenang-wenang tentu akan membuat orang lain/orang yang dipimpin akan
lengah dan cenderung akan memberontak. Jika sudah memberontak tentu akan
terjadi konflik yang bisa mengakibatkan keetakan, sehingga akan menghancurkan
tujuan yang hendak dicapai. Jadi, gunakanlah kekuasaan sesuai porsinya dan
jangan menjadikan kekuasaan sebagai satu-satunya cara untuk memimpin.
4. KOMITMENT
TINGGI
“Seseorang
yang belum pernah belajar untuk taat maka tidak akan menjadi komandan yang
baik.” (Aristoteles)
Komitmen bisa diibaratkan seperti
ikatan. Jika memiliki komitmen berarti anda memiliki keterikatan. Orang yang
sudah merasa terikat komitmen tententu akan sulit untuk pindah pada komitmen
lain. Hal ini bisa diibaratkan seperti anda ketika berjanji untuk setia pada
pasangan, tentu saja anda akan selalu setia di mana pun anda dan kapan pun.
Nah, itulah yang dinamakan komitmen. Jika anda memiliki komitmen tinggi pada
tujuan, tentu saja anda akan lebih fokus untuk mewujudkan tujuan tersebut. Jika
seorang pemimpin memiliki komitmen tinggi, maka akan sangat efektif karena bisa menjadi contoh bagi anak
buah/bawahan.
5. MEMILIKI
KETENANGAN
“Jangan
pernah mengungkapkan seluruh diri anda untuk orang lain; menahan sesuatu dalam
cadangan sehingga orang tidak pernah takin jika mereka benar-benar tahu anda.”
(Michael Korda)
Di saat keadaan tegang dan genting,
yang diperlukan bukanlah ketergesa-gesaan, tetapi suatu ketenangan. Ketenangan
diperlukan untuk menata pikiran serta mengendalikan ketegangan dan kegentingan.
Dengan ketenangan tersebut, maka pikiran akan lebih jernih. Tanpa adanya
ketenangan, mustahil masalah dapat diselesaikan dengan baik. Ketenangan dalam
menghadapi masalah merupakan ciri seorang pemimpin yang berpikiran matang dan
dewasa. Kita bisa melihat para pemimpin dunia, kebanyakan dari mereka memiliki
ketenangan dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan atau memerintahkan
sesuatu.
6. BERSIKAP
ADIL
“Ingat bahwa
seni besar dalam memerintah adalah untuk mengambil bagian yang adil dari sebuah
pekerjaan.” (Nuh Porter)
Sikap adil adalah sikap mutlak yang
harus dimiliki seorang pemimpin. Keadilan harus dimulai dari diri sendiri
karena jika sudah mampu bersikap adil terhadap diri sendiri, maka akan lebih
mudah adil terhadap orang lain. Contoh kecil bersikap adil dalam lingkup
keluarga, anak yang bersekolah SD dengan yang bersekolah SMA, maka harus ada
perbedaan uang saku. Karena kebutuhan anak SD dan SMA itu berbeda. Adil di sini
bukan berarti dipukul rata, melainkan disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan. Dalam menangani masalah terhadap bawahan juga harus adil, jangan
mentolerir kesalahan secara berlebihan sebab bisa membentuk semacam kebiasaan.
7. BERETIKA
“Hal utama
dan kemenangan terbaik adalah menaklukkan diri sendiri.” (Plato)
Etika adalah hal penting dalam
hubungannya dengan orang lain. Pemimpin yang beretika akan mampu menyesuaikan
diri di mana pun dan kapanpun ia berada. Dengan etika yang baik, maka akan
mampu membawa diri ketika berhadapan dengan situasi apapun. Etika seorang
pemimpin akan mencerminkan bagaimana kemampuan seorang pemimpin dan bagaimana
dalam memimpin. Jika memiliki etika baik, tentu kawan dan lawan akan segan
dengan anda. Jangan sekali-kali menganggap enteng dalam hal etika.
8. PENUH
TANGGUNG JAWAB
“Tanggung
jawab pertama seorang pemimpin adalah mendefinisikan realitas dan yang terakhir
adalah mengucapkan terima kasih.” (Max de Pree)
Semua keputusan dan tindakan yang
diambil selalu membawa pada banyak kemungkinan. Di samping itu, juga memiliki konsekuensi
tertentu yang bisa berakibat baik dan buruk. Adanya konsekuensi tertentu, maka
diperlukan adanya tanggung jawab dari apa yang dilakukan. Seorang pemimpin pun
harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap apa yang dilakukan dirinya maupun
yang dipimpinnya. Pemimpin yang baik tidak boleh melempar tanggung jawab
apabila terjadi kesalahan yang dilakukan dirinya atau pun yang dipimpinnya.
Yang membedakan pemimpin dan yang
dipimpin adalah tanggung jawabnya. Jika merasa tanggung jawab pemimpin dan yang
dipimpin itu sama, maka itu bukanlah pemimpin yang baik. Contoh kecilnya di
dalam perusahaan, antara direktur dengan office boy tentu berbeda. Jadi,
tanggung jawab itu harus sesuai porsinya supaya tetap dalam jalur yang benar.
9.
KEPERCAYAAN DIRI TINGI
“Optimisme
dan kepercayaan diri adalah kekuatan pengganda.” (Colin Powell)
Percaya diri adalah hal penting
dalam setiap melakukan tindakan. Tanpa adanya rasa percaya diri, maka semua
tindakan akan menjadi ragu-ragu. Keraguan tersebut mengakibatkan setiap
tindakan seakan berjalan setengah-setengah karena adanya kekhawatiran. Pemimpin
yang memiliki kepercayaan diri tinggi bisa diibaratkan sudah melangkah setengah
jalan sebelum tujuan tercapai. Kepercayaan diri juga dapat menimbulkan rasa
optimis dan berani. Jadi, saatnya melangkah dengan penuh percaya diri dan yakin
bahwa anda bisa.
Setiap pemimpin haruslah memiliki
rsa percaya diri yang tinggi. Bagaimana bisa percaya dengan orang lain jika
tidak percaya pada diri sendiri, makanya sikap percaya diri mutlak ada di dalam
jiwa seorang pemimpin. Percaya diri adalah salah satu modal dalam melakukan
tindakan sebagai pemimpin. Contohnya ketika harus mengambil keputusan, mengatur
tim, dan lainnya. Kebanyakan pemimpin andal di dunia ini pasti memiliki rasa
percaya diri yang tinggi. Rasa percaya diri seorang pemimpin akan menular pada
yang dipimpinnya. Jadi, tunjukkanlah rasa percaya diri anda, tanamkan rasa pada
tim bahwa anda dan tim anda bisa melakukannya. Percaya diri adalah modal awal
dalam memulai apa yang akan dituju.
10. TIDAK
TAKUT PERUBAHAN
“Anda harus
menjadi perubahan yang ingin anda lihat di dunia.” (M.K. Gandhi)
Perubahan bagi seorang pemimpin
bukanlah untuk ditakuti, tetapi untuk dikelola dengan baik. Perubahan adalah
dinamika yang tidak bisa dihindarkan dalam sendi kehidupan. Jika ingin mencapai
tujuan tentu harus mau tidak mau untuk lebih adaptif terhadap setiap perubahan.
Namun demikian, tidak selamanya harus adaptif begitu saja, tetapi harus ada
nilai-nilai pokok yang patut dipertahankan. Adanya perubahan juga menuntut
seorang pemimpin mau untuk dikoreksi dan belajar sesuatu yang baru. Bukankah
manusia adalah mahluk dinamis yang mampu menerima hal baru asalkan sesuai
dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Adanya perubahan merupaka sebuah
tantangan yang mengasyikkan jika mampu menikmatinya.
11. BERANI
BERKORBAN
“Pengorbanan
adalah proses berkelanjutan, bukan suatu pengorbanan sekalibayar.” (John C.
Maxwell)
Sifat sesungguhnya dari sebuah
kepemimpinan adalah pengorbanan. Semakin tinggi kepemimpinan maka akan semakin
tinggi pula pengorbanannya. Misalkan seorang pemimpin usaha. Dia adalah tumpuan
bagi keluarga dan keberlangsungan nafkah karyawan di perusahaannya. Ia akan
selalu memikirkan bagaimana usahanya menjadi semakin maju sehingga bisa
menghidupi perekonomian orang banyak. Bila usahanya bangkrut maka banyak orang
yang berkena imbasnya, sebaliknya jika berhasil juga imbasnya akan dirasakan
banyak orang. Jika di saat pelik, si pengusaha bisa saja tidak menggaji dirinya
sendiri dan tidak mau memecat karyawannya. Tidak menggaji dirinya sendiri tentu
suatu bentuk pengorbanan. Pemimpin ideal adalah yang seperti itu, tidak hanya
memikirkan diri sendiri, tetapi juga anak buah/karyawannya. Dengan bersikap
seperti itu maka loyalitas akan terbangun dengan sendirinya.
12.
MENJUNJUNG TINGGI KEJUJURAN
“Kejujuran
adalah bab pertama dalam buku kebijaksanaan.” (Thomas Jefferson)
Kejujuran adalah hal mutlak dalam
rangka mencapai tujuan. Tanpa adanya kejujuran, maka akan banyak hambatan yang
berujung pada kegagalan pencapaian. Misalkan, anak buah anda ada yang berlaku
tidak jujur, maka imbasnya akan merembet pada semuanya. Anda selaku pemimpin
juga harus bertindak jujur pada anak buah anda. Misalkan, kinerja anak buah
memuaskan, maka anda juga harus jujur mengatakan puas padanya dan jangan
mengatakan tidak puas. Kejujuran anda akan membuat anak buah terpacu dalam
melaksanakan tugas. Demikian pula, jika anda kurang puas dengan kinerja anak
buah, katakan saja kekurangpuasan anda. Namun, perlu diingat bahwa penyampaian
kekurangpuasan anda harus dibungkus dengan kata-kata yang memotivasi dan jangan
sampai melemahkan.
13. DISIPLIN
“Bakat tanpa
disiplin, seperti gurita dalam sepatu roda. Ada banyak gerakan, tetapi anda
tidak pernah tahu apakah akan maju, mundur atau ke sampaing.” (H. Jackson Brown
Junior)
Disiplin merupakan salah satu kunci
utama keberhasilan. Jangan sekali-kali bertindak indisipliner sebab akan
menghambat kinerja. Misalkan suatu tugas harus dilaksanakan selama seminggu,
berarti tugas tersebut tidak boleh molor sebab sekali molor akan berimbas pada
tugas selanjutnya. Banyak kegagalan yang diakibatkan karena tidak disiplin.
Disiplin harus dimulai dari awal pengonsepan hingga pelaksanaannya, sehingga
dalam menjalankan tugas akan terserah dan tidak mengalami hambatan. Disiplin
harus dimulai dari anda sebagai seorang pemimpin hingga pada pelaksana di
lapangan. Jika salah satu bagian tidak disiplin, maka akan menghambat bagian
yang lain.
14.
MEMANDANG DARI SUDUT LAIN
“Riwayat
seseorang belum selesai ketika ia kalah, riwayatnya selesai ketika ia
menyerah.” (Richard Nixon)
Kemampuan memandang dari sudut lain
merupakan kemampuan yang harus dimiliki setiap pemimpin. Adakalanya perbedaan
timbul di antara pemimpin ataupun bawahan. Bisa diambil contoh, bagian produksi
tentu pola pikirnya tidak sama dengan bagian marketing. Bagian produksi akan
lebih berkompeten di dalam memproduksi produk dan marketing lebih pada sisi
pemasarannya. Namun, terkadang bagian marketing mengeluh karena produknya
kurang laku. Oleh karena itu, bagian marketing hendaknya menginformasikan
apa-apa yang perlu diperbaharui dalam produknya, sehingga akan menghasilakn
produk yang laku di pasaran. Jadi, harus ada kesinambungan antarlini agar
tercapai semua tujuan. Nah, seorang pemimpin harus pandai menempatkan diri dan
harus mampu memahami berbagai sudut pandang yang berbeda. Jika mampu memahami
sudut pandang yang berbeda dengan baik, maka tujuan akan mudah tercapai.
15.
BERWIBAWA
“Wibawa
adalah kilau pada orang yang tidak dapat dibeli dengan uang. Wibawa adalah
energi tidak terlihat dengan efek terlihat.” (Marianne Williamson)
Wibawa adalah salah satu syarat
pemimpin. Seorang pemimpin yang berwibawa akan membuat orang segan padanya.
Akan tetapi, jika seorang pemimpin tidak memiliki wibawa sama sekali, maka akan
diremehkan oleh lawannya, bahkan diremehkan pula oleh anak buahnya. Dengan
wibawa pula, seorang pemimpin akan dengan mudah memengaruhi anah buah. Namun,
yang perlu diingat adalah wibawa tersebut harus diletakkan pada tempatnya.
Jangan sampai terbawa pada tempat lain secara berlebihan karna akan membuat
orang lain merasa tidak nyaman. Karena wibawa yang digunakan secara berlebihan
cenderung mengarah pada sikap angkuh.
16.
KEINGINAN UNTUK MEMIMPIN
“Seorang
pemimpin ibarat seorang pedagang di harapan.” (Napoleon Bonaparte)
Keinginan pemimpin adalah hal
penting yang harus dimiliki seorang pemimpin. Jika tidak memiliki keinginan
memimpin, maka yang ada hanyalah perasaan terpaksa dan akan menemui kegagalan
perasaan terpaksa tersebut akan membuat kerja tidak sepenuh hati dan tidak
memiliki gairah memimpin. Pemimpin yang baik akan menganggap sebuah kepercayaan
sebagai tanggung jawab tersebut, maka semangat memimpin akan berlipat.
Sebaliknya, jika diliputi rasa keterpaksaan maka memimpin adalah suatu beban
berat yang semakin bertumpuk.
17. PROAKTIF
“Ketepatan
kata-kata yang anda gunakan adalah jauh lebih penting dibandingkan dengan
energi, intensitas, dan keyakinan anda menggunakannya.” (Jules Rose)
Sikap proaktif bisa diartikan
sebagai sikap menahan diri terhadap situasi, namun dengan tolerasi tertentu.
Misalnya, Anto karena terburu-buru berangkat kerja, ia berlari kemudian
menabrak Armin dan Nungki. Karena merasa tertabrak, maka Armin dan Nungki
berujar sesuatu. Armin berujar “Matanya melihat kemana sih!” Nungki berujar
“Hati-hati Mas kalau berlari!” Dari dua ucapan Armin dan Nungki bisa
dikategorikan bahwa ucapan dari Nungki bisa dikategorikan sebagai proaktif,
sedangkan ucapan Armin dikategorikan sebagai reaktif. Seorang pemimpin juga
harus memiliki sikap proaktif karena dengan proaktif, maka akan dicintai
bawahannya.
18. OBJEKTIF
DALAM MENILAI
“Yang paling
menarik informasi berasal dari anak-anak karena mereka mengatakan semua yang
mereka tahu dan kemudian berhenti.” (Mark Twain)
Kemampuan menilai segala hal secara
objektif sangatlah diperlukan agar mampu melihat sesuatu secara jujur dan
menyeluruh. Jika memiliki kemampuan menilai secara objektif, tentu tidak ada
yang namanya kolusi dan nepotisme. Pemimpin yang memiliki kemampuan demikian,
maka akan mampu membentuk tim yang solid sehingga akan memudahkan dalam
mencapai tujuan. Namun, dalam kenyataannya masih banyak pemimpin yang tidak
bisa menilai sesuatu secara objektif karena banyak hal. Hal tersebut bisa
dipengaruhi banyak faktor, seperti hubungan keluarga, suka atau tidak suka
terhadap seseorang, dendam pribadi, tekanan diri pihak lain, dan lain
sebagainya. Penilaian secara objektif akan berpengaruh pada keuuhan tim dalam
jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Jika mampu menilai secara
objekif, maka tidak ada lagi pihak yang merasa iti atau dianak titikan.
19.
FOKUS TERHADAP TUJUAN
“Jika anda
mengalihkan pandangan tujuan anda, maka sebuah hambatan akan menjadi hal yang
sangat menakutkan.” (Henry Ford)
Tanpa adanya fokus, maka tujuan bisa berpindah-pindah sesuai mood. Jika sudah
tidak fokus, maka bisa ditebak bahwa anda akan terombang-ambing dalam
ketidakpastian yang mengakibatkan tujuan tidak tercapai. Misalnya, harga buah
naga pada awal kemunculannya bisa mencapai Rp.100.000, kemudian banyak orang
ramai-ramai menanam buah naga dengan harapan akan meraup keuntungan berlipat
karena harga yang mahal itu. Pada saat anda sedang menekuni tanaman cabai yang
saat itu harganya Rp. 5 ribu per kilo, lalu anda ikut-ikutan menanam buah naga.
Karena buah naga sedang digandrungi untuk ditanam, otomatis bibitnya pun mahal,
namun anda tetap membeli bibit tersebut tanpa berpikir panjang. Kemudian anda
membabat semua tanaman cabai di kebun anda untuk ditanami buah naga. Apa yang
terjadi?
Harga buah naga saat kebun anda panen menjadi Rp. 10.000 karena banyaknya
pasokan buah naga dari berbagai daerah. Dan yang lebih menyakitkan hati anda,
ternyata harga cabai melonjak tajam menjadi Rp. 30.000. Setelah dihitung-hitung
oleh anda, ternyata bertemu angka yang tidak sepadan antara biaya perawatan
buah naga dengan harga penjualan, sehingga mengalami kerugian. Kasus tersebut
adalah contoh yang menggambarkan ketidakfokusan membawa pada sebuah kerugian. Anda
harus fokus dengan tujuan anda dan jangan berhenti karena rayuan di tengah
jalan.
20.
ORIENTASI UNTUK MELAYANI
“Hal pertama
untuk menjadi seorang pemimpin adalah dengan menjadi pelayan.” (John C.
Maxwell)
Seorang pemimpin pada dasarnya ada
karena diangkat oleh yang dipimpin. Dengan kata lain, ada beban yang harus dipikul
oleh seorang pemimpin dan harus
dipertanggungjawabkan bersama. Oleh karena itu, orientasi pemimpin adalah
melayani atau pun menolong orang lain. Orientasi untuk melayani berhubungan
dengan apa yang harus diberikan seorang
pemimpin terhadap yang dipimpin dan juga tanggung jawab moral. Seorang pemimpin
tidak hanya dinilai dari kemampuan intelektual saja, namun juga kemampuan
berhubungan dengan orang lain. Jadi, pemimpin yang baik harus memiliki
orientasi untuk melayani bukan dilayani.
21.
BERORIENTASI PADA PENGEMBANGAN
“Hari ini
lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari
ini.” (Pepatah)
Sesuatu itu butuh pengembangan guna
menyesuaikan dengan perubahan. Hal itu juga berlaku dalam mengembangkan cara
kerja dan keutuhan tim. Jangan sampai seorang pemimpin hanya terpaku dengan
kemampuan diri sendiri dan tim yang begitu-begitu saja. Jika hanya terpaku
tentu akan tertinggal jauh dengan lawan. Oleh karena itu, diperlukan adanya
pengembangan, mencari ide baru, dan eksperimen yang berguna untuk tim. Jangan
lupa setelah itu diteruskan dengan mengimplementasikan pengembangan, ide, dan
eksperimen yang dilakukan. Dengan selalu berorientasi dengan pengembangan, maka
tidak akan khawatir lagi dengan lawan.
22. PEMIMPIN
BUKAN MAJIKAN
“Ciri
pemimpin adalah mereka tidak memulai dengan pertanyaan (Apa yang saya
inginkan?), mereka memulai dengan bertanya (Apa yang perlu dilakukan?)” (Peter Drucker)
Pemimpin sangat berbeda dengan
majikan. Jadi, ubahlah mind set anda yang menganggap pemimpin layaknya sebuah
majikan. Majikan mungkin saja berbuat semena-mena, membentak, atau menyuruh
sesuka hati. Namun, pemimpin tidaklah demikian. Pemimpin ada karena ada yang
dipimpin. Dan bisa saja dipilih oleh sekian banyak orang. Memimpin sama saja
memanggul amanat yang berguna demi kemaslahatan bersama. Jika majikan mungkin
saja lebih memikirkan diri sendiri dulu, tetapi menjadi pemimpin yang penting
adalah kebersamaan dan keutuhan tim. Jadi, seorang pemimpin harus membuang
jauh-jauh pemikiran terus-menerus dilayani.
23. RENCANA
KERJA MATANG
“Aku
memimpikan orang-orang yang mengambil langkah berikutnya, bukannya mencemaskan
ribuan langkah berikutnya.” (Theodore
Roosevelt)
Rencana kerja yang matang dan tidak
terburu-buru, akan membawa hasil baik dibandingkan dengan rencana yang dibuat
terburu-buru dan asal-asalan. Kunci
penyusunan rencana yang matang adalah adanya kesiapan untuk melaksanakan
dan kemampuan yang sesuai dengan rencana-rencana ke depan. Kesiapan bisa berupa
kesiapan semua bagian dari hulu hingga hilir semua siap, sedangkan kemampuan
lebih merujuk pada tingkat kemampuan sumber daya manusia untuk merealisasikan
rencana. Kesiapan dan kemampuan inilah yang bakal menentukan keberhasilan
rencana, tanpa ada itu maka gagal adalah harga yang harus dibayar. Rencana yang
matang juga harus menyangkut jangka pendek, rencana jangka menengah, dan
rencana jangka panjang. Mengapa demikian? Hal ini perlu disadari bahwa untuk menghasilkan
sesuatu yang kuat haruslah berproses agar mengerti secara detail, tidak bisa
langsung instan.
24. PENUH
DENGAN INOVASI BRILIAN
“Inovasi
membedakan antara pemimpin dan pengikut.”
(Steve Job)
Inovasi bisa dikatakan sebagai
sebuah pembaruan. Dalam memimpin diperlukan sebuah pembaruan yang akan membuat
tim semakin solid karena adanya pembaruan akan membuat penyegaran, sehingga
tidak membosankan. Pembaruan tentunya harus sesuai dengan perkembangan supaya
tidak tertinggal. Pembaruan tidak harus dilakukan secara radikal, namun ada
tahap-tahap tertentu sehingga tidak menimbulkan kekagetan tim karena adanya
pembaruan tentu ada yang suka atau tidak. Akan tetapi, yakinlah bahwa pembaruan
yang dilakukan akan menguntungkan semua pihak. Pembaruan harus dilakukan kapan
saja sesuai perkembangan yang ada. Mulailah pembaruan tersebut dari hal-hal
kecil yang kadang terabaikan.
25. TERUSLAH
MELANGKAH WALAUPUN SETAPAK
“Suskses itu
tergantung usaha.” (Sophocles)
Pemimpin harus memiliki kemampuan
untuk mengarahkan diri sendiri dan bawahannya untuk selalu tetap melangkah
dalam rangka mencapai tujuan, meskipun langkah tersebut setapak demi setapak.
Yang dibutuhkan bukan langkah cepat atau tidak beraturan, tetapi langkah yang
konsisten. Adanya konsistensi tersebut tidak akan membuat stagnan. Bisa
diibaratkan sebuah tanaman yang diberi air sedikit demi sedikit, namun teratur,
tentu saja tanaman tersebut akan tumbuh subur. Namun, sebaliknya jika tanaman
itu hanya diberi air dalam jumlah banyak, tentu tanaman tersebut akan mati.
Jadi, melangkahlah secara konsisten meskipun hanya setapak.
26. MAMPU
MENGAGENDAKAN SESUATU
“Kunci
sukses adalah turun langsung ke bawah dan mendengarkan apa yang dikatakan oleh
teman. Keterlibatan semua orang adalah penting. Ide-ide terbaik kami datang
dari karyawan pada tingkatan bawah.”
(Sam Walton)
Kemampuan mengagendakan sesuatu akan
berpengaruh pada kinerja secara kontinu. Mengagendakan sesuatu bisa diwujudkan
dalam bentuk mencatat semua aktivitas dan pelaksanaan tugas.
Perjanjian-perjanjian dengan pihak tertentu yang berhubungan dengan tim kita
juga perlu diagendakan supaya tidak terjadi kekacauan jadwal. Hal lain yang
perlu diperhatikan adalah mengagendakan untuk pertemuan dengan anak buah. Dari
pertemuan dengan anak buah akan diketahui kesulitan dan saran dari bawahan
secara langsung. Karena kesibukan tertentu, sehingga pemimpin terkadang jarang
bertemu dengan bawahan, padahal pertemuan dengan bawahan merupakan hal penting
karena yang ,melaksanakan di lapangan adalah bawahan, sedangkan pemimpin
cenderung sebagai konseptor saja.
27.
PERTUMBUHAN EKSPLOSIF
“Untuk
menambahkan pertumbuhan, pimpinanlah para pengikut. Untuk melipatgandakan
pertumbuhan maka pimpinlah para pemimpin.” (John C. Maxwell)
Untuk memperoleh
pertumbuhan yang eksplosif diperlukan adanya semangat ekstra. Sesuatu yang
besar tentu diimbangi dengan sesuatu yang besar pula. Intinya, harus senang dan
fokus pada target anda. Mungkin orang lain akan menganggap anda gila ketika
mengungkap ide besar dalam benak anda. Jika anda bisa membuat gebrakan menjadi
tergila-gila kepada anda. Bukan tingkat pendidikan, kemampuan intelektual, dan
keberuntungan semata faktor yang membuat seseorang sukses, tetapi semangat juga
berperan sangat penting. Jika anda menginginkan pertumbuhan, pimpinlah
pengikut, karena pengikut anda akan mengarahkannya pada tujuan anda. Namun jika
menginginkan pertumbuhan secara eksplosif maka anda harus memimpin para
pemimpin. Hal itu dengan pertimbangan bahwa jika memimpin para pemimpin maka pertumbuhan
berlipat akan mudah dicapai karena satu pemimpin saja pasti memiliki anak buah
yang banyak. Bayangkan jika pemimpin itu jumlahnya lebih dari satu, tentu
jumlah pengikut anda akan semakin banyak.
28. MEMILIKI
PENGARUH
“Kepemimpinan
adalah pengaruh” (John C. Maxwell)
Syarat utama
untuk memimpin adalah mempunyai pengaruh. Tanpa adanya pengaruh, maka mustahil
anda akan memimpin. Bayangkan saja jika seorang pemimpin tidak memiliki
pengaruh, tentu apa yang diperintahkannya tidak bakal digubris pengikutnya.
Seorang jendral perang yang tidak memiliki pengaruh sama saja bunuh diri dan
itu adalah hal konyol sebab ia akan berperang sendirian, sedangkan anak buahnya
akan menonton. Kunci untuk memiliki pengaruh adalah kemampuan anda memengaruhi
orang lain, maka akan lebih mudah mewujudkan apa yang anda canangkan. Namun,
perlu diingat bahwa anda harus selalu fokus dan intens terhadap tujuan anda.
29. MENGGIRING TANPA PAKSAAN
“Jika orang
menghormati seseorang sebagai individu, mereka akan mengaguminya. Jika mereka
menghormatinya sebagai sahabat, mereka mengasihinya. Jika menghormatinya
sebagai pemimpin, mereka akan mengikutinya.” (Johan C. Maxwell)
Pengaruh
dalam kepemimpinan adalah hal vital, namun hal lain yang cukup vital adalah
menggiring tanpa paksaan. Maksudnya, anda memimpin orang lain dengan elegan.
Elegan bisa diartikan membuat orang lain mengikuti kemauan anda dengan sukarela
tanpa terbebani oleh perasaan takut atau pun terpaksa. Jika demikian, maka
tujuan anda akan lebih cepat terwujud. Perlu diingat bahwa pengaruh pun bisa
luntur karena orang lain merasa anda dianggap hanya memanfaatkan mereka. Oleh
karena itu, jika sudah mampu menggiring orang lain tanpa paksaan, maka mereka
akan mati-matian membela dan memperjuangkan tujuan-tujuan anda.
30.
KEMAMPUAN MEMOTIVASI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN
“Jika
tindakan anda mengilhami orang lain untuk bermimpin lebih, belajar lebih, dan
menjadi lebih baik maka anda adalah seorang pemimpin.” (John Q. Adams)
Orang yang
tidak memiliki motivasi dalam hidupnya, layaknya patung atau sebuah robot.
Motivasi untuk diri sendiri adalah hal pokok. Anda harus memiliki motivasi kuat
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tanpa motivasi kuat, maka anda akan
mudah sekali jatuh dan mudah menyerah. Seorang pemimpin harus memiliki motivasi
kuat karena dengan motivasi yang kuat itulah, pemimpin akan sanggup untuk
memotivasi yang dipimpinnya.
Kemampuan
untuk memotivasi orang lain akan sangat berguna manakala orang lain terpuruk.
Di saat orang lain terpuruk, tentunya memerlukan motivasi untuk bangkit. Jika
anda mampu memotivasi oran lain (orang yang anda pimpin), jika orang tersebut
sudah bangkit, tentu loyalitas terhadap anda akan semakin kuat karena adanya
emosional. Ikatan emosional tersebut muncul sebab anda seolah menjadi pencerah
terhadap orang tersebut, dengan kata lain anda datang di saat orang lain
membutuhkan bantuan.
31. MAMPU
MEMBUAT KETERGANTUNGAN
“Anda telah
mencapai kesempurnaan sebagai seorang pemimpin jika orang mengikuti anda ke
mana-mana walaupun hanya karena ingin tahu.” (Collin Powell)
Jika
memiliki kemampuan membuat orang lain ketergantungan dengan anda, maka anda
memiliki ciri sebagai pemimpin. Di mana pun berada, seorang pemimpin adalah
orang yang memiliki kelebihan tertentu. Kelebihan itulah yang membuat orang
lain sangat bergantung pada anda. Dalam pelajaran sejarah biasanya disebutkan
bahwa dalam setiap perjuangan menuju
kemerdekaan muncul seorang pemimpin yang mampu menggiring massa. Namun, kadang
tragisnya jika pemimpin tidak lagi eksis maka perjuangan pun terhenti. Pemimpin
adalah sosok pemersatu yang mampu membuat massa yang dipimpinnya merasa
tergantung padanya. Pada dasarnya, seorang pemimpin pun tergantung pada massa
yang dipimpinnya dalam rangka mencapai tujuan. Tanpa adanya massa pendukung
maka pemimpin pun tidak akan lagi eksis.
32. MEMILIKI
DAYA TARIK
“Seorang
pemimpin memiliki visi dankeyakinan bahwa mimpi dapat dicapai. Ia menginspirasi
kekuatan dan energi untuk menyelesaikannya.”
Pemimpin
harus memiliki daya tarik agar disenangi orang lain. Daya tarik seorang
pemimpin akan memikat anak buah atau lawan sekalipun. Daya tarik bisa
ditunjukkan dari perkataan, gwsture, atau pun tindakan nyata. Daya tarik
seorang pemimpin bisa diibaratkan sebuah magnet yang mampu menyedot logam. Orang
lain akan mendekat dengan sendirinya tanpa disuruh manakala pemimpin memiliki
daya tarik yang baik. Daya tarik inilah yang akan memikat anak buah untuk mau
melaksanakan apa yang diperintahkan. Daya tarik juga bisa mengubah lawan
menjadi kawan. Jika anda memiliki daya tarik, tentu tidak akan sulit dalam
memperoleh dukungan. Sikap positif akan menarik orang-orang yang memiliki sikap
positif juga. Usia seseorang juga memiliki pengaruh terhadap daya tarik.
Biasanya orang yang sebaya akan lebih mudah menarik orang yang sebaya pula.
Tingkatan usia yang terlampau jauh tentu akan membedakan cara pandang dan daya
tarik seseorang. Karakter anda akan ditemukan pula pada pengikut anda. Hal lain
yang membuat ketertarikan orang adalah latar belakang anda dan pengalaman hidup
anda. Semakin memiliki pengalaman hidup yang membuat orang lain kagum, maka
semakin kuat daya tarik anda. Kepemimpinan yang terbaik di antara yang terbaik
juga akan membuat anda para pemimpin lain akan tertarik pada anda.
33. PERKATAAN DAN TINDAKAN BERIRINGAN
“tanyakanlah pada diri sendiri apakah
perkataan anda cocok dengan perbuatan anda.” (John C. Maxwell)
Anak buah atau bawahan akan merasa salut
dan angkat topi pada anda selaku pemimpin, jika apa yang anda ucapkan sesuai
dengan tindakan. Banyak kasus ketidakpercayaan, ketidakpatuhan, hingga
ketidaknyamanan karena kepemimpinan yang tidak sesuai antara ucapan dan
tindakan. Pemimpin adalah panutan yang dipimpin. Oleh karena itu, setiap
tindak-tanduk pemimpin akan selalu diperhatikan bawahannya. Jika pemimpin
berbuat baik, tentu saja ada kecenderungan bawahannya akan berlaku demikian.
Ingat, pemimpin adalah contoh bagi bawahannya.
34. SENTUH HATI DAN ORANG AKAN MENGIKUTI
“Untuk memimpin diri sendiri gunakanlah
rasio anda dan untuk memimpin orang lain gunakanlah hati anda.” (Anonim)
Ada banyak karakter orang. Kadang orang
kalau diperlakukan secara kasar akan cenderung melawan. Ada kalanya untuk
menaklukkan seseorang dengan kelembutan. Kita harus bisa memahami karakter
setiap orang agar mudah diterima dan jangan sekali-kali menyamaratakan bahwa
orang harus sesuai keinginan anda. Pendekatan dari hati ke hati itu lebih
penting daripada mengedepankan akal dalam menghadapi orang lain. Jika sudah
mampu memenangkan hati seseorang, maka apa yang kita minta akan lebih mudah
dipenuhi. Ikatan emosional seseorang kadang lebih besar dibandingkan
rasionalnya. Oleh karena itu, sentuh hati orang lain dan orang lain akan dengan
sukarela mengikuti anda.
35. PENCITRAAN DIRI YANG KUAT
“Sebuah nama baik akan bersinar
selamanya.” (Anonim)
Setiap pemimpin harus memiliki pencitraan diri positif yang
kuat sebab dari pencitraan tersebut akan membuat yakin pihak lawan maupun
kawan. Pencitraan diri luar bisa dilihat dari penampilan fisik, bahasa tubuh,
dan suara. Penampilan fisik sangat penting sebab itu yang membedakan antara
pemimpin dan bawahan. Penampilan fisik yang rapi akan membawa kesan berwibawa.
Bahasa tubuh pun demikian harus mencerminkan seorang pemimpin dan jangan sampai
selengekan. Bahasa tubuh yang selengekan akan menurunkan wibawa anda sebagai seorang
pemimpin. Suara juga bisa berpengaruh terhadap diri anda. Jangan sekali-kali
menyamaratakan suara anda saat bercanda dengan saat serius. Sedangkan
pencitraan diri dari dalam erat hubungannya dengan kebiasaan anda yang tercermin dari karakter pribadi. Jika anda bagus,
baik dilihat dari luar atau pun dalam, maka anda adalah ciri pemimpin sejati.
36. BANYAK MEMILIKI PRESTASI
“Keteladanan adalah kepemimpinan.” (A.
Schweitzer)
Orang yang berprestasi tentu lebih
memiliki karisma lebih dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki prestasi
sama sekali. Prestasi bukan hanya kemampuan dalam intelektual semata, namun
juga dalam pergaulan dan memimpin keluarga. Contoh kasus pemilihan presiden AS
biasanya menyita perhatian publik dunia. Nah dari situ sering beredar kabar
bahwa biasanya rakyat AS mempertimbangkan untuk memilik presiden yang baik.
Biasanya akan dilihat pertama kali adalah kemampuannya dalam membangun atau
memimpin rumah tangga. Hal itu wajar saja sebab jika rumah tangga calon
presiden berantakan, bagaimana mau memimpin negara jika memimpin lingkup kecil
(keluarga) saja tidak bisa. Kemampuan memimpin keluarga adalah suatu prestasi
besar. Prestasi bisa diwujudkan dalam bentuk apapun. Semakin anda memiliki
banyak prestasi, maka semakin disegani dan dihormati pula oleh bawahan atau
anak buah. Buatlah banyak prestasi dari lingkup terkecil hingga lingkup
terbesar sekarang juga.
37. KOMUNIKASI EFEKTIF
“Mengembangkan kemampuan komunikasi yang
baik adalah sangat penting untuk kepemimpinan yag efektif. Pemimpin harus
berbagi pengetahuan dan ide-ide untuk mengirimkan rasa urgensi dan antusiasme
pada orang lain.” (Gilbert Amelio)
Jika anda sebagai seorang pemimpin, maka
komunikasi dengan orang yang dipimpin harus intens dan berkelanjutan. Jangan
sampai anda tidak pernah berkomunikasi atau komunikasi anda terputus dengan
bawahan. Tidak pernah berkomunikasi dengan bawahan adalah kesalahan fatal
seorang pemimpin. Anda bisa mengetahui segala hambatan dan berbagai masalah
dengan berkomunikasi Bukan berarti anda sebagai pemimpin harus menunggu laporan
dari bawahan, tertapi anda juga harus aktif bertanya pada bawahan agar
informasi tetap up to date. Komunikasi yang terputus juga menjadi masalah
karena informasi yang disampaikan tidak akan tuntas atau dengan kata lain hanya
separuhnya saja yang diterima. Oleh karena itu, anda sebagai pemimpin sebaiknya
membuka diri untuk selalu berkomunikasi efektif dengan bawahan anda. Adanya
komunikasi juga diharapkan akan menambah kekuatan emosional antara pimpinan dan
bawahan. Di samping itu, adanya komunikasi yang efektif juga membuat anak buah
merasa diperhatikan oleh pimpinannya.
38. MENGHARGAI BAWAHAN
Hal yang terbaik dari para pemimpin adalah ketika pekerjaan telah selesai dan tugas
pun selesai, kemudian akan mengatakan bahwa kami telah melakukannya.” (Lao Tzu)
Tidak hanya pemimpin saja yang butuh
dihargai, bawahan pun membutuhkan penghargaan karena pada dasarnya antara pemimpin
dan bawahan adalah manusia biasa. Pimpinan dan bawahan hanyalah tingkatan yang
digunakan untuk membedakana pemimpin mana anak buah. Anak buah pun bisa menjadi
pimpinan jika ada kesempatan datang padanya. Pepimpin yang
baik adalah pemimpin yang menghargai
bawahannya. Pemimpin dan bawahan adalah satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Hal yang terpenting adalah sikap saling mengerti dan menghargai batas-batas antara pimpinan dan
bawahan. Perlu di ingat bahwa
pemimpin dan bawahan adalah sebuah tim yang saling melengkapi dan saling
mendukung.
39. MEMILIKI FLEKSIBILITAS
“Ada orang yang dapat terus memimpin
ketika laut tenang.” (Publilius Syrus)
Seorang pemimpin juga harus fleksibel
terhadap keadaan tertentu. Pemimpin yang kaku cenderung akan menemui banyak
kesulitan. Misalkan, ada anak buah yang sakit, tentu kita tidak bisa memaksanya
untuk terus bekerja. Jika dipaksakan untuk bekerja tentu hasil pekerjaannya
tidak akan sempurna dan efek lain adalah si anak buah akan menjadi tambah
sakit. Jika tambah sakit tentu yang rugi anda juga. Sebaiknya jika ada yang
sakit, anda harus mewajibkan si anak buah untuk beristirahat dan berobat sampai
sembuh, sehingga dapat bekerja secara maksimal. Jadi, jangan terlalu kaku, usahakanlah membuat anak
buah nyaman dan memahami masalah yang dialaminya.
40.
KOORDINASI INTENS
“Aku sehat
adalah bakat melihat hal-hal sebagaimana adanya dan melakukannya sebagaimana
seharusnya dilakukan.” (Harriet Beecher Stowe)
Salah satu
tugas pemimpin adalah mengoordinasi anak buah atau bawahannya. Tanpa adanya
koordinasi yang baik, maka mustahil tugas-tugas yang diberikan pada bawahan
akan terlaksana. Banyak kegagalan diakibatkan karena tidak ada pengoordinasian
tugas dan wewenang dengan baik. Hal semudah dan sekecil apapun jika tidak
dikoordinasikan, maka akan berujungpada sebuah kegagalan. Jadi, jangan
sekali-kali melalaikan koordinasi. Koordinasi harus dilakukan secara intens
atau pun secara berkala karena dari koordinasi tersebut dapat dilihat sejauh
mana pelaksanaan tugas dan kemampuan setiap anggota.
41.
PENDENGAR YANG AKTIF
‘Pegetahuan
berbicara, tetapi kebijaksanaan mendengarkan.” (Jimi Hendrix)
Seorang
pemimpin juga harus menjadi pendengar yang aktif. Pendengar aktif di sini bisa
diartikan sebagai pendengar yang mampu menganalisis setiap informasi yang
berasal dari mana pun. Di sini kepekaan terhadap permasalahan dan isu yang
sedang berkembang mutlak diperlukan. Isu-isu yang muncul jika tidak dikelola
dengan baik, maka akan mengganggu kinerja tim secra keseluruhan. Kemampuan
sebagai pendengar yang aktif perlu diasah setiap hari dengan cara memahami
permasalahan dan isu secara menyeluruh dan tidak sepotong-potong untuk
menghindari salah penafsiran dan salah pemahaman.
42.
KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN TEPAT
Karakter
manusia dapat dipelajari dari kata sifat yang biasa digunakan dalam
percakapan.” (Mark Twain)
Hari ini
berkaitan dengan kecepatan dan tekanan intonasi sewaktu berbicara. Banyak
sekali kegagalan diakibatkan oleh ketidakmampuan dalam berbicara secara tepat.
Perlu diingat bahwa kecepatan dalam mengucapkan sesuatu itu sangat diperlukan
pada penangkapan si anak buah. Jika berbicara terlalu pelan, maka ada
kemungkinan anak buah anda akan merasa bosan. Namun, jika anda berbicara
terlalu cepat, maka ada kemungkinan bahwa pesan yang akan anda sampaikan tidak
bisa ditangkap. Tekanan juga menentukan penerimaan pesan pada anak buah. Jika
tekanan berbicara terlalu datar, maka akan kurang greget dan kemungkinan bisa
disepelekan. Namun, jika tekanan terlalu tinggi, maka bisa dianggap anda sedang
marah. Oleh karena itu, antara kecepatan dan tekanan harus bisa diatur dengan
baik agar tidak membuat salah tafsir.
43. BERIKAN
PERINTAH SECARA HALUS
“Hidup
adalah pelajaran panjang dalam kerendahan hati.” (James M. Barrie)
Sifat orang
pada dasarnya adalah ingin dihargai orang lain. Nah, dalam hal ini berlaku saat
kita memberikan perintah pada bawahan atau anak buah kita. Setidaknya ada kata
kunci dalam memberikan perintah, yaitu ‘maaf’,’tolong’,dan’terimakasih’. Ketiga
kata tersebut adalah kata ampuh dalam melakukan perintah terhadap bawahan.
Misalkan, 1. Heh ambilkan kertas itu di meja saya, 2. Tolong, ambilkan kerjas
di meja saya. Dari dua contoh kalimat tersebut, bisa dianalisis bahwa kalimat
perintah pertama cenderung kasar dan terkesan merendahkan, namun kalimat
perintah yang kedua lebih santun dan lebih menghargai orang lain. Ingat, bukan
karena anda pemimpin jadi bisa berujar seenaknya sendiri. Pemimpin yang
memiliki sopan santun lebih akan dicintai anak buah atau bawahannya.
44.
KEMAMPUAN MEMBANGUN FONDASI HUBUNGAN
“Bahan
paling penting untuk membangun
kesuksesan adalah mengetahui bagaimana bergaul dengan banyak orang.” (Theodore
Roosevelt)
Hal penting
yang tidak boleh dilupakan seorang pemimpin adalah kemampuannya dalam
membangung fondasi hubungan dengan orang lain. Tanpa kemampuan tersebut, maka
tidaklah layak menjadi seorang pemimpin. Adanya hubungan dengan pihak lain
berguna dalam rangka mencapai tujuan. Semakin banyak berhubungan dengan orang
lain, maka semakin banyak pula relasi. Dari banyaknya relasi tersebut bisa
dipelajari kekurangan dan kelebihannya, sehingga bisa bermanfaat. Relasi yang
banyak tersebut bisa dimanfaatkan sesuai kemampuan dan kebutuhan. Fondasi
hubungan yang kuat dengan relasi akan membuat ikatan emosional tersendiri,
sehingga ketika kita membutuhkan bantuan, maka akan dengan mudah relasi kita
akan mengulurkan bantuan. Hal itu juga berlaku dalam tim, fondasi hubungan
antara pemimpin dengan bawahan.
45.
KECERDASAN DIPLOMASI
“Seni
komunikasi adalah bahasa kepemimpinan.” (James Humes)
Kecerdasan
berdiplomasi akan sangat berguna manakala menghadapi masalah pelik dengan
menghasilkan kemenangan yang elegan. Misalkan seorang pemimpin akan lebih
memilih berdiplomasi terebih dahulu dibandingkan dengan langsung menyerang
lawan. Diplomasi bisa jadi merupakan jalan awal guna meraih kemenangan
dibandingkan dengan langsung serang. Dari diplomasi tentu bisa didapatkan
mengapa pihak lawan bertindak demikian. Ada alasan-alasan yang perlu
dipertimbangkan agar tepat dalam berdiplomasi. Berdiplomasi dengan saling
menguntungkan kedua belah pihak cenderung tidak menimbulkan rasa dendam.
Kecerdasan diplomasi seorang pemimpin akan mencerminkan seberapa hebat
kemampuannya dalam memimpin.
46. SELALU
MENGUCAPKAN KATA-KATA BAIK
“Hidup
adalah pelajaran panjang dalam kerendahan hati.” (James M. Barrie)
Banyak orang
mengatakan bahwa mulutmu adalah harimaumu. Begitu hebatnya sebuah kata,
sehingga bisa mengubah keadaan. Kata-kata itu lebih tajam daripada pedang,
banyak juga orang mengatakan demikian. Setiap hari tentu bertemu dan
berinteraksi dengan banyak orang, apalagi anda selaku pemimpin. Kata-kata baik
yang diucapkan seorang pemimpin akan memberikan dorongan kuat bagi anak
buahnya. Kata-kata baik juga akan berpengaruh pada teman dan orang lain di
sekitar anda. Sekali anda mengatakan kata-kata kotor, maka orang lain akan
terus mengingatnya. Baik dan buruknya kata akan mempengaruhi penilaian terhadap
diri anda. Sangat tidak pantas seorang pemimpin sering mengucapkan kata-kata
kotor.
47. HINDARI
PERMUSUHAN PRIBADI
“Teman bisa
datang dan pergi, tetapi musuh menumpuk. (Thomas Jones)
Sekecil
apapun permusuhan antara pemimpin dengan bawahan atau antara bawahan dengan
bawahan, maka akan berefek terhadap kinerja tim secara keseluruhan. Pemimpin
dengan bawahan adalah sebuah tim yang tidak bisa dipisahkan. Jadi, seorang
pemimpin jangan sampai menuai permusuhan dengan bawahannya Pemimpin juga harus
bisa menjadi penengah jika terjadi permusuhan antara permusuhan antara pemimpin
dengan bawahan atau bawahan dengan bawahan adalah adanya pemelotan. Jika
terjadi pembelotan, maka yang rugi adalah semua sebab bisa saja si pembelot
akan membocorkan kelemahan dan rencana-rencana yang hendak dicapai. Jika itu terjadi,
maka keberlangsungan tim berada dalam ancaman pihak lain yang tidak suka.
48.
ADAKALANYA DIAM
“Diam adalah
argument yang dilakukan dengan cara lain.” (Ernesto “Che” Guevara)
Adakalanya
seorang pemimpin bersikap diam. Diam di sini dalam kontek ketika orang lain
atau bawahan sedang berbicara atau mengemukakan sesuatu. Pemimpin yang baik
adalah pendengar yang baik. Diamnya seorang pemimpin bisa diartikan sedang
berpikir atau menelaah sesuatu yang mungkin bisa berguna dalam hubungannya
dengan tujuan yang hendak dicapai. Diam saat mendengarkan orang lain berbicar
akan membuat kita mengetahui maksud pembicaraan sebenarnya. Hal itu akan sangat
berbeda jika sewaktu orang lain berbicara kemudian anda menyelahnya. Diam juga
berarti focus terhadap apa yang ingin dibicarakan atau diungkapkan orang lain.
49. BIASAKAN
TERSENYUM
“Senyuman
adalah sebuah pelukan verbal.” (Anonim)
Senyum
adalah kekuatan ampuh yang terkadang dilalaikan. Senyum bisa mengubah keadaan
tegang menjadi lebih cair dan bersahabat. Satu senyum bisa mewujudkan banyak
harapan. Tentu anda lebih suka melihat orang tersenyum daripada orang yang
cemberut. Orang lain yang tidak mengenal kita tentu akan merasa senang bila
diberikan sebuah senyuman. Apalagi sebagai seorang pemimpin, tentunya akan
berhubungan dengan banyak orang, terrmasuk anak buahnya. Orang yang diberikan
senyuman akan merasa dihargai dibandingkan tatapan yang seakan mengejek. Tidak
ada salahnya tersenyum, toh itu tidak akan membuat citra diri menjadi jelek.
50.
KECERDASAN TOLERANSI
“Tidak
adanya toleransi adalah salah satu penyebab ketiadaan iman.” (M.K. Gandhi)
Ada kalanya
kita menoleransi hal tersebut. Namun demikian, toleransi bukan berarti memberi
kelonggaran seenaknya sendiri, tetapi ada batas-batas tertentu. Kecerdasan
toleransi yang dimaksudkan di sini adalah kemampuan untuk menoleransi tanpa
merugikan diri sendiri dan orang lain. Kemampuan seperti inilah yang sangat
diperlukan seorang pemimpin. Namun, untuk hal yang sangat penting dan
menimbulkan dampak sistematik, jangan gunakan toleransi secara berlebihan
karena akan membawa pada kerugian. Sebagai seorang pemimpin, maka harus tahu
mana yang boleh ditoleransi dan mana yang tidak boleh ditoleransi.
51.
ANTISIPATIF TERHADAP PERMASALAHAN
“Salah satu
ujian kepemimpinan adalah kemampuan dalam mengenali masalah sebelum masalah itu
menjadi berat.” (Arnold H. Glasow)
Pemimpin
yang baik adalah pemimpin yang selalu bersifat antisipatif terhadap
permasalahan. Dengan kata lain bahwa tidak menunggu berbagai masalah baru
muncul, tetapi mengantisipasi sebelum masalah baru muncul. Jika seorang
pemimpin bersikap demikian, maka bisa diminimalisasi akan membuat permasalahan
dan guncangan besar terhadap keberadaan sebuah tim. Masalah yang besar
cenderung sulit untuk diatasi, dibandingkan masalah kecil.
Oleh karena
itu, sekecil apapun masalah, hendaknya segeralah diselesaikan sebelum semakin
membesar. Sikap antisipatif itu lebih baik dibandingkan membiarkan masalah
menjadi berlarut-larut.
52. SELALU
KONSTRUKTIF
“Cara untuk
maju adalah dengan memperbaiki diri dalam segala hal, tanpa pernah mencurigai
siapa pun yang ingin menghalangi.”
(Abraham Lincoln)
Ciri khas
pemimpin jempolan adalah selalu konstuktif terhadap yang dipimpinnya.
Konstruktif di sini bisa diartikan dengan selalu memberikan dorongan positif
pada bawahan, memberikan masukan jika terjadi kesalahan, dan tidak membat
bawahan berkecil hati. Misalkan, pengikut anda terkadang melakukan kesalahan.
Hal pertama yang perlu dilakukan bukanlah memarahi, tetapi memberikan semangat
dan menanyakan nasihat atau pun solusi yang membangun agar kesalahan tidak lagi
terulang. Konstruktif akan lebih efektif dalam memberikan semangat,
dibandingkan sikap yang destruktif. Sikap konstruktif akan menumbuhkan rasa
percaya diri pada orang lain, sedangkan sikap destruktif lebih bersifat
menghancurkan, menghakimi, dan cenderung menyalahkan.
53. MENERIMA
KRITIK DENGAN ELEGAN
“Kritikus
harus mendidik public; seniman harus mendidik kritikus.” (Oscar Wilde)
Kritik tidak
selamanya bersifat destruktif/ merusak, tetapi jika ditanggapi dengan baik,
maka kritik akan bersifat kontruktif. Pada dasarnya kritik dari orang lain
adalah bentuk perhatian orang lain kepada anda. Jika orang lain tidak
memperhatikan anda, maka mustahil sekali kritik akan muncul. Misalkan, anda
memperhatikan tingkah laku anak kecil, tentu saja anda berkomentar. Mustahil
sekali jika anda tidak memperhatikan anak kecil tadi, terus tiba-tiba
berkomentar. Nah, komentar dalam kontek ini bisa diartikan semacam kritik.
Adanya kritik tentu ada sesuatu yang kurang dan yang mengetahui kekurangan anda
adalah orang lain. Sejelek apapun kritik, bisa dijadikan bahan evaluasi guna
memperbaiki diri.
54. MEMBUAT
KEPUTUSAN TEPAT
“Dia yagn
ragu-ragu adalah tolol. “Mae West”
Seorang
pemimpin harus memiliki kemampuan untuk membuat sebuah keputusan tepat,
sekalipun keputusan tersebut harus diambil cepat mengambil keputusan tepat
diperlukan pertimbangan matang karena sebuah keputusan tentu akan berdampak
bagi banyak pihak. Pertimbangan baikburuk, untung-rugi, dan besar-kecilnya
risiko yang ditanggung keharusan sehingga tidak boleh dilalaikan. Keputusan yan
asal-asalan akan berakibat pada kegagalan. Oleh karena itu, seorang pemimpin
harus terus melaih diri dalam membuat keputusan tepat. Hal tersebut bisa
dilakukan dengan belajar dari pengalaman diri sendiri atau pun pengalaman orang
lain yang relevan.
55. MENARIK
KESIMPULAN SECARA AKURAT
“Ukuran
akhir seorang manusia bukanlah saat ia berdiri saat nyaman, melainkan
berdiri saat ada tantangan dan
kontroversi.” (Martin Luther King Jr)
Pemimpin
terkadang dihadapkan pada pengambilan kesimpulan pada kejadian atau kasus
tertentu. Kemampuan menarik kesimpulan secara akurat merupakan hal penting
karena kesimplan yang diambil secara akurat akan berpengaruh banyak pada
kelangsungan tim. Salah dalam pengambilan keputusan akan berakibat fatal,
apalagi keputusan tersebut penting. Untuk mengambil kesimpulan secara akurat,
maka diperlukan pertimbangan matang antara manfaat dan mudharatnya. Satu
kesimpulan yang diambil seorang pemimpin berpengaruh pada tim atau orang yang
dipimpinnya.
56. EFEKTIF
DAN EFISIEN
“Kepemimpinan
yang efektif telah meletakkan hal pertama di tempat pertama.” (Stephen covey)
Efektif dan
efisien akan menjadi dasar untuk mencapai tujuan dan mempertahankan tujuan
tersebut bila telah tercapai. Tujuan yang bisa dicapai dengan mudah jangan
sampai dipersulit dalam mencapainya. Jika hal mudah dipersulit, maka seorang
pemimpin yang berlaku demikian, dikatakan sebagai pemimpin yang bertindak tidak
efektif dan efisien. Misalkan di suatu desa ada dua alternative jalan yang
mengantarkan pada satu jalan, jalan A lebih dekat dan jalan B lebih jauh. Tentu
saja agar cepat sampai tujuan, maka lebih memilih jalan A. Melewati jalan A di
samping akan lebih cepat, tentu saja akan menghemat waktu dan tenaga.
57. JAUHKAN
MASALAH PRIBADI DENGAN TIM
“Bersikaplah
sopan kepada semua, tapi intim dengan sedikit.” (Thomas Jefferson)
Profesionalitas
seorang pemimpin bisa dilihat dari kemampuannya dalam memisahkan antara masalah
pribadi dengan tim. Seorang pemimpin yang sedang memiliki masalah dengan
keluarganya misalnya. Jangan sampai masalah itu merembet pada tim dan
mengorbankan tim anda hanya karena egoiosme pribadi. Jika masalah pribadi sudah
dicampuradukkan dengan tim, maka anda akan rugi dua kali, yaitu pribadi dan
tim. Untuk menjauhkan hal itu, anda harus berpikir jenih. Selesaikan masalah
pribadi terlebih dahulu kemudian baru mengurus tim. Bicarakan masalah anda pada
orang yang anda percayai, siapa tahu dapat memperoleh solusi yang tepat. Tahan
emosi anda dan jangan tunjukkan kepada tim agar tidak memengaruhi kinerja tim.
58.
MEMPERBAIKI DIRI
“Pemimpin
adalah orang yang belajar.”(John C. Maxwell)
Seorang
pemimpim bukan berarti selalu lepas dari kesalahan. Namun, kesalahan yang
pernah dilakukan bisa dijadikan sebuah pengalaman berharga untuk perbaikan
selanjutnya. Memperbaiki diri adalah sikap yang harus dilakukan seorang
pemimpin, sehingga dapat menjadi contoh teladan anak buahnya. Memperbaiki diri
disetiap saat agar semakin menjadi baik. Memperbaikidiri akan sangat berguna
sebagai ajang evaluasi diri sendiri, baik atau tidak sikap dan perilaku anda
selama ini.
59. REAKTIF
POSITIF
“Perbuatan
adalah indikasi karakter yang sesungguhnya.” (John C. Msxwell)
Yang
dimaksudkan dengan reaktif indikasi di sini adalah menanggapi sesuatu dengan
cepat dan selalu berpikir dari sisi positif dahulu. Misalkan, ada orang
mengatakn bahwa perusahaan yang anda pimpin kurang cepat dalam menanggapi complain.
Untuk mengetahui kebenaran tersebut maka anda selaku pimpinan tidak perlu marah
menanggapinya, tetapi menyelidiki keberan terlebih dahulu. Jika terbukti benar,
maka berikanlah reward pada orang complain tadi. Namun, jika tidak terbukti
kenyataannya maka hal itu bisa dijadikan pelajaran bahwa karakter orang itu
bermacam-macam seingga lebih antisipatif terhadap berbagai kemungkinan.
60. MAMPU
BERTAHAN EKSTRA
“Kekalahan
bukanlah kegagalan yang terburuk. Tidak mencoba adalah kegagalan sejati.”
(George Edward Woodberry)
Pemimpin
terkadang dihadapkan pada situasi yang dilematis dan tidak mengenakkan Namun,
seorang pemimpin harus mampu bertahan dalam berbagai kemungkinan situasi dan
kondisi. Ada kalanya pemimpin harus bekerja sendirian, namun ada kalanya juga
harus bekerja kelompok. Untuk pekerjaan tertentu atau mengambil keputusan
kadang harus sendirian, namun pelaksanaannya bisa dilakukan secara berkelompok.
Mengapa harus memiliki kemampuan bertahan ekstra? Ya karena tidak selamanya
sesuatu bisa dilakukan sendirian dan tidak selamanya pula sesuatu bisa
dilakukan secara bersama-sama. Jika sudah memiliki pertahanan ekstra tentu saja
akan lebih kebal dan lebih siap dalam menghadapi berbagai kemungkinan.
61. BERANI
MENGAMBIL RISIKO
“Tanpa masuk
sarang harimau, bagaimana dapat menangkap anak harimau?” (Peribahasa Cina)
Dalam setiap
keputusan dan tujuan tentu ada resiko yang dihadapi. Seorang pemimpin yang baik
harus berani mengambil risiko. Namun demikian adanya risiko-risiko yang akan
menghambat tentu harus dikipirkan secara
matang dan tidak asal-asalan dalam mengambil keputusan. Pertimbangan baik buruk
yang akan dihadapi harus diperhitungkan secara matang. Risiko hanya mengenal
dua kemungkinan, yaitu keberasilan dan kegagalan. Kalau sekiranya masih ragu
dalam menambil risiko, maka hendaknya berkonsultasi pada orang yang dipercaya
dan berpengalaman di bidangnya. Dengan seperti itu, maka kemungkinan mencapai
keberhasilan akan lebih besar.
62. MENGERTI
MEDAN
“
Layang-layang terbang tinggi karena menentang angin, bukan terbawa angin.”
(Winston Churchill)
Mengapa
setiap akan memulai balapa F1 ataupun Moto GP selalu dilakukan adanya uji coba
di sirkuit yang hendak digunakan? Jawabannya tentu untuk menguasai medan
balapannya. Ya itulah gambaran betapa pentingnya mengerti medan yang akan
berguna untuk proses ‘perang’. Sebagai seorang pemimpin tentu tidak ingin
terjerumus pada medan yang tidak jelas sebab banyak risiko yang akan
dihadapinya. Proses mengerti medan bisa dilakukan dengan cara melakukan pengamatan
atau bisa saja langsung turun ke lapangan. Mengerti medan tidak bisa
disepelekan begitu saja sebab dengan mengerti medan, maka akan mengetahui
karkter-karakter dari hulu hingga hilir. Dengan mengetahui karakter medan tentu
akan memudahkan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan yang sesuai.
Ibaratnya seorang pembalap akan mengetahui tikungan-tikungan berbahaya yang
selalu diwaspadai.
63. MAMPU
MENGELOLA AMARAH
“Ketika
marah, maka pikirkanlah konsekuensinya.” (Konfusius)
Suatu
kemarahan bisa mengakibatkan banyak kemungkinan negative yang ditimbulkan.
Bentuk kemarahan yang tidak terkendali akan membuat hubungan antara pemimpin
dan yang dipimpin menjadi renggang. Ada baiknya jika anda marah, maka hindari
pembicaraan yang akan menambah kemarahan anda. Lempiaskan kemarahan anda pada
kegiatan positif. Anda perlu berpikir jernih ketika sedang marah sebab jika
anda selalu marah-marah, maka konsekuensinya adalah hubungan sosial dengan
orang-orang di sekitar akan terganggu. Ingat, tidak semua orang suka dengan
anda. Jika anda marah-marah terus maka hal itu akan menunjukkan kelemahan anda
dalam mengontrol emosi.
64.
KEMAMPUAN OBSERVASI
“Pemimpin-peminpin
efektif bukanlah pengkhotbah, mereka adalah pelaku” (Pete Drucker)
Sebelum
melakukan tindakan, alangkah baiknya melakukan observasi terlebih dahulu.
Dengan melakukan observasi, maka diperoleh gambaran secara umum mengenai objek
yang hendak menjadi tujun. Dengan melakukan observasi pula dapat dijadikan
pijakan untuk mengambil sebuah keputusan atau pun tindakan. Kemampuan seorang
pemimpin untuk memfokuskan hal tertentu untuk diobservasi juga diperlukan. Hal
tersebut untuk menghindari informasi atau objek yang tidak valid dan tidak
layak dijadikan pertimbangan. Dalam observasi bisa dilakukan sendiri atau pun
menyuruh orang lain yang dipercaya dan berkompeten dalam bidangnya.
65. PANDAI
MEMONITORING
“Buat masa
depan anda dari masa depan, bukan masa lalu.” (Werner Erhard)
Memonitoring
berguna untuk mengetahui kinerja anak buah di lapangan. Monitoring juga berguna
sebagai tindakan langsung melihat kendala di lapangan. Adanya monitoring dari
pimpinan akan membuat anak buah merasa diperhatikan. Namun, monitoring jangan
sampai mengganggu pelaksanaan kerja di lapangan dan jangan sampai membebani
anak buah. Jika melihat kesalahan dalam pelaksanaan di lapangan, maka segeralah
diberi tahu dan carikan solusinya agar tidak terjadi kesalahan berulang yang
cenderung akan merugikan semua pihak. Dari monitoring pula akan diketahui
seberapa jauh pelaksanaan, kira-kira bisa mencapai target atau tidak.
66.
REALISTIS
“Kalau anda
melakukan pekerjaan anda 51%, anda akan menjadi pahlawan.” (Alfred P. Sloan)
Ada kalanya
seorang pemimpin harus besikap realistis. Misalkan, anda sebagai seorang
jendral dalam peperangan, anda hanya memiliki 100 orang prajurit dan musuh
memiliki 10 ribu prajurit (memiliki senjata yang sama dengan anda), tentu
kemungkinan menang sangat kecil. Hal yang paling realistis adalah lebih baik
anda menyingkir dan membangun kekuatan yang lebih besar untuk mengimbangi musuh
anda. Jika anda tetap nekad untuk perang, tentu hal tersebut akan sia-sia.
Intinya, anda harus realistis terhadap kemampuan dan keadaan, setelah mumpuni
barulah siap bertempur.
67. SELEKTIF
“Asumsi
keliru bisa menjadi bencana.” (Peter Drucker)
Selektif
dalam segala hal adalah keharusan.
Sebagai seorang pemimpin haruslah menerapkan sifat dan sikap selektif agar
terhindat dari berbagai kemungkinan yang tidak diinginkan. Dalam memilih
anggota tim juga harus selektif. Selektivitas dalam memilih anggota tim akan
berpengaruh besar terhadap kinerja pelaksanaan program dan tujuan. Selektif
juga berlaku dalam memilah-milah informasi yang masuk. Dengan selektivitas
itulah kita akan mengetahui kelemahan dan kelebihan tim sendiri ataupun lawan.
Kemampuan dalam bersikap selektif dipengaruhi banyak factor, dari kemampuan
pemahaman hingga pengalaman yang
mumpuni.
68. PENUH
KESEIMBANGAN
“Sebagian
besar kepemimpinan adalah menemukan keseimbangan antara dua kegiatan yang
sering bertentangan, yaitu menegaskan wewenang dan menanggapi orang lain.”
(Belle Lind Halpern dan Kathy Lubar)
Adanya
keseimbangan pada diri seorang pemimpin akan sangat berpengaruh pada gaya
kepemimpinannya. Pemimpin harus pandai memilah hal yang penting dan tidak
penting. Kemampuan dalam mengendalikan emosi juga merupakan bentuk
keseimbangan. Bukan karena anda seorang pemimpin lalu dengan seenaknya
menumpahkan kemarahan. Hindari juga fanatisme berlebihan sebab akan menggangu
keseimbangan. Jika pemimpin penuh dengan keseimbangan, maka akan berani melihat
bahwa sebuah keberhasilan tentu berdampingan dengan kegagalan. Dengan demikian,
jika terjadi kegagalan dan keberhasilan merupakan hasil kerja bersama bukan
individual.
69.
KEMAPANAN
“Tidak ada
hambatan yang lebih besar dalam menjalin hubungan baik dengan sesama ketimbang
tidak menerima diri sendiri.” (Honore de Balzac)
Kemapanan di
sini bisa diartikan sebagai sebuah pendirian kuat dengan dasar yang kuat pula.
Menurut John C. Maxwell, ada empat ciri pemimpin yang tidak memiliki kemapanan:
1. Mereka
tidak memberikan kemapanan pada orang lain.
2. Mereka
lebih banyak mengambil daripada memberi.
3. Mereka
terus membatasi orang-orangnya yang terbaik.
4. Mereka
terus membatasi organisasinya.
Adapun untuk
meningkatkan kemampuan seorang pemimpin maka diperlukan adalah:
1. Mengenali
diri sendiri.
2. Bagilah
kredit atas suatu prestasi.
3. Mencari
bantuan para professional untuk mengatasi ketidakmapanan tersebut.
70. BERIKAN
ALTERNATIF
“Tentukan
hal yang dapat dan harus dilakukan dan kemudian kita akan menemukan jalan.”
(Abraham Lincoln)
Ada banyak
masalah tentu banyak pula jalan keluarnya. Seorang pemimpin harus memiliki
kemampuan antisipatif dengan banyak memiliki alternative dalam setiap keijakan.
Maka tidak ada salahnya jika membuat rencana A hingga B. Semakin banyak
alternative, maka semakin banyak pula cara yang bisa dilakukan guna mencapai
tujuan. Tentunya alternative harus disesuaikan dengan misi dan visi yang dicanangkan. Dari sekian banyak
alternative, harus disesuaikan pula dengan kemampuan tim, sehingga tidak
terjadi kesalahan. Setiap alternative juga harus dipikirkan secara matang untuk
menghindari kesalahan sama dan berulang.
71.
MENGEVALUASI HASIL
“ Tidak
semua yang dapat dihitung itu diperhitungkan dan tidak semua diperhitungkan
dapat dihitug.” (Albert Einstein)
Setiap
kegiatan atau pelaksanaan tentu diperlukan adanya evaluasi. Dari evaluasi
tersebut dapat diketahui kemajuan, keberhasilan, atau kegagalan dalam
pelaksanaan tujuan. Jika mengalami kemajuan, maka perlu ada peningkatan supaya
dengan mudah tercapai. Jika mengalami keberhasilan, tentu hal itu bisa
dijadikan pijakan dalam menentukan arah tujuan berikutnya. Akan tetapi, jika
mengalami kegagalan, maka dengan adanya evaluasi bisa dicarikan solusi dari
permasalahan yang dihadapi. Evaluasi bisa dilakukan kapan saja, bisa setiap
hari,setiap minggu, atau sesuai kebutuhan asalkan dilakukan secara intens dan
berkala.
72. MAMPU
MEMBERDAYAKAN TIM
“Jangan
pernah memberi tahu orang bagaimana melakukan sesuatu. Katakan pada mereka apa
yang harus dilakukan.” (George S. Patton)
Memberdayakan
tim di sini diartikan sebagai mengondisi terhadap tim untuk mengeluarkan segala
kemampuan dan potensi yang dimiliki guna mencapai tujuan yang ditetapkan. Hal
ini bukan sebagai bentuk eksploitasi besar-besaran terhadap anak buah, namun
lebih diartikan sebagai ajang pembuktian kemampuan. Jika pemberdayaan mengarah
pada ekploitasi, maka akan berujung pada kegagalan sebab tiap anggota akan
merasa tidak nyaman dan pada akhirnya menjalankan tugas dengan setengah hati.
Oleh karena itu, pemberdayaan harus dilaksanakan dan disikapi secara bijaksana.
73. MAMPU
MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN TIM
“Pemimpin
tidak menunggu. Mereka membentuk batas mereka sendiri. Semakin besar tantangan,
semakin besar kesempatan.” (Anonim)
Sebagai
pemimpin harus memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan tim. Jangan
sampai salah mengidentifikasi kebutuhan. Misalkan, anda menjadi pemimpin
redaksi sebuah majalah, tentu akan tahu apa-apa kebutuhan setiap anggota tim.
Dari bagian editorial, cameramen, hingga reporter tentu berbeda-beda. Jangan
sekali-kali anda menyamaratakan kebutuhan tim karena tugas mereka berbeda-beda,
sehingga peralatan yang digunakan juga berbeda. Identifikasi kebutuhan dengan
baik akan memperlancar dan mempernyaman jalannya pelaksanaan tugas.
74. MEMPU
MELATIH
“Kepemimpinan
dan belajar adalah hal yang sangat diperlukan satu sama lain.” (John F.
Kennedy)
Pemimpin
biasanya merupaka orang pilihan yang sudah terlatih dibidangnya. Jika pemimpin
tidak menguasai bidangnya maka akan terjadi kehancuran. Seorang pemimpin yang
sudah terlatih, baik otodidak atau belajar dari orang lain, dapat menurunkan
kemampuan itu pada anak buahnya. Namun demikian, tidak semua pemimin mampu
melatih anak buahnya dengan baik. Hal itu bisa dipengarui banyak faktor, bisa
karena ketidakmampuan si pemimpin dalam penyampaian materi dan bisa juga karena
faktor daya nalar anak buah yang rendah. Jika anda mampu melatih anak buah
dengan baik, maka pekerjaan anda akan lebih ringan sebab dengan sedikit
perintah saja anak buah akan cepat tanggap untuk melaksanakan perintah.
75.
PENDAMPING YANG BAIK
“Reputasi
adalah apa yang pria dan wanita pikirkan tentang kita.” (Thomas Paine)
Seorang
pemimpin harus menjadi pendamping yang baik bagi anak buahnya. Pendampingan
akan sangat beruna karena dengan pendampingan, anak buah akan lebih memahami
instruksi yang diberikan. Dalam pendampingan biasanya ada pengarahan-pengarahan
dan dukungan yang berguna dalam mencapai tujuan. Pendampingan sangat diperlukan
bagi anak buah baru karena belum mengetahui seluk-beluk cara kerja dan sasaran
yang hendak dicapai. Anak buah lama juga perlu pendampingan utuk menghindari
adanya kinerja yang manurun.
76.
BELAJARLAH SAAT INI DAN ESOK ANDA PENJADI PEMIMPIN
“Kesenangan
dan tindakan membuat jam tampak pendek.” (William Shakespeare)
Menurut John
C. Maxwell, kepemimpinan itu berkembang setiap hari dan bukan dalam satu hari
saja. Pernyataan tersebut berhubungan erat dengan Hukum proses. Semua
memerlukan proses yang tidak bisa diperoleh secara instan. Seorang pemain sepak
bola andal tentu tidak begitu saja mahir memainkan bola, namun diperlukan
adanya latihan yang terus-menerus. Demikian pula, jika anda menginginkan
menjadi pemimpin yang baik, tentu segeralah untuk memulainya. Semakin anda
menunda, maka semakin lama keinginan anda itu terwujud.
77. MAMPU
MEMANAJEMEN WAKTU
“Ketetapan
waktu adalah salah satu kebajikan utama dalam segala hal.” (Don Marquis)
Kemampuan
lain yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah memanajemen waktu. Jika anda
sudah merencanakan tujuan anda secara matang, tentu ada deadline waktu yang
harus dipatuhi. Setiap rencana tentu ada tenggat waktu yang berguna untuk
mengatur dan mengukur tercapai tidaknya tujuan/target anda. Ukuran berhasil
tidaknya tujuan bisa dinilai pencapaian tertentu dengan total waktu tertentu.
Misalkan, anda membuka warung makan dan direncanakan bahwa 1 tahun sudah balik
modal. Nah, jika selama satu tahun belum balik modal, berarti anda gagal karena
tidak sesuai target.
Untuk
mengatasi kegagalan tersebut, maka harus diatasi dengan manajemen waktu.
Misalkan, anda seorang sprinter yang ditarget menempuh jarak 100 meter dalam 10
detik, maka setiap detiknya anda harus menempuh 10 meter. Contoh lain, seorang
pemimpin operasi pembebasan sandera menargetkan bahwa dalam satu jam sandera
harus sudah dibebaskan. Tentu sebagai seorang pemimpin akan memberikan arahan
pada anak buahnya agar tercapai tujuannya karena jika lebih dari target waktu
tersebut, maka sandera akan dibunuh penculik. Dari ilurtrasi tersebut bisa
diambil kesimpulan bahwa jika pemimpin mampu manajemen waktu dengan baik, maka
tujuan akan dengan mudah terlaksana, tetapi jika tidak bisa menanajemen waktu,
maka tujuan yang direncanakan akan gagal.
78. ETOS
KERJA SAMA
“Anda harus
berpikir tentang hal-hal besar saat anda sedang melakukan hal-hal kecil
sehingga semua hal-hal kecil menuju arah yang benar.” (Alvin Toffler)
Semangat
kerja sama harus diutamakan karena dengan kerja sama kekuatan menjadi lebih
besar. Namun, perlu diingat bentuk-bentuk kerja sama yang bagaimana yang cocok
dengan anda dan bawahan karena jika salah dalam bekerja sama malah akan
menghambat kinerja keseluruhan. Sebagai seorang pemimpin, maka harus memahami
bahawan, kawan, bahkan yang hendak diajak bekerja sama.
Dari sudut
pandang sosiologis, menurut Soerjono Soekanto (sosiolog) menyatakan pelaksanaan
kerja sama antakelompok masyarakat ada tida bentuk, antara lain:
(a)
Bargaining, yaitu kerja sama antara orang per orang dan atau antarkelompok
untuk mencapai tujuan tertentu dengan suatu perjanjian saling menukar barang,
jasa, kekuasaan, atau jabatan tertentu.
(b)
Cooptation, yaitu kerja sama dengan cara rela menerima unsur-unsur baru dari
pihak lain dalam organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari
terjadinya keguncangan stabilitas organisasi.
(c)
Coalition, yaitu kerja sama antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai
tujuan yang sama. Di antara organisasi yang berkoalisi memiliki batas-batas
tertentu dalam kerja sama, sehingga jati diri dari masing-masing organisasi
yang berkoalisi masih ada.
79. PEMBERI
DUKUNGAN
“Pemimpin
adalah seorang pembagi harapan.” (Napoleon Bonaparte)
Dukungan
seorang pemimpin terhadap anak buah, bawahan, atau tim sangat besar artinya
karena akan memacu kinerja menjadi lebih baik. Pemimpin yang mampu memberikan
dukungan di saat bawahan sedang bersemangat, tentu akan membuat si bawahan
lebih semangat lagi. Jika memberikan dukungan di saat bawahan terpuruk, maka
dukungan tersebut akan sangat berguna untuk membuatnya bangkit kembali. Nah,
untuk mengetahui keadaan bawahan sedang bersemangat atau terpuruk, maka harus
dilakukan komunikasi yang mampu menampung aspirasi dari bawahan. Ada kalanya
pemimpin mendengarkan penjelasan dan kalau ada yang salah maka bisa dinasihati.
80.
MEMPUNYAI LOYALITAS
“Barangsiapa
yang mematuhi pemimpin, dia mentaati Aku dan barangsiapa yang mendurhaka
pemimpin, ia mendurhakai-Ku” (HR Muslim)
Loyalitas
akan membuat eksistensi seseorang diperhitungkan di mana pun dan kapan pun
berada. Loyalitas adalah barang mahal yang tidak semua orang memilikinya. Anak
buah harus memiliki loyalitas pada pemimpinnya, sedangkan seorang pemimpin
harus memiliki loyalitas pada tujuan yang hendak dicapai. Bisa dicontohkan jika
sebuah perusahan memiliki karyawan dan pemimpin yang loyal, maka perusahaan
tersebut cenderung tahan banting sebab di saat naik turunnya kinerja
perusahaan, pilar-pilar tersebut (karyawan dan pemimpin) masih berdiri kokoh
untuk menyokong.
81. MAMPU
MENGARAHKAN
“Kepemimpinan
adalah kemampuan untuk mendapatkan prestasi yang luar biasa dari orang biasa.”
(Brian Tracy)
Mengarahkan
di sini berarti seorang pemimpin harus mampu menerjemahkan dan memberikan
arahan mengenai sasaran dan peran setiap anak buah. Perlu diingat bahwa anak
buah memiliki banyak karakter berbeda, sehingga harus disesuaikan. Apalagi jika
anak buah merupakan orang baru, tentu memerlukan arahan yang intens. Di samping
itu, pemimpin juga jangan sampai lepas tangan dalam pelaksanaan, tetapi
mengikuti kinerja anak buahnya. Mengapa harus mengetahui kinerja anak buah? Hal
tersebut tidak lain berguna untuk memberikan respon dan masukan dari pencapaian
yang telah ditentukan.
82. SAATNYA
MENDELEGASIKAN TUGAS
“Pendelegasian
tugas dapat berjalan jika orang yang mendelegasikan tugas juga menjalankannya.”
(Robert Half)
Seorang
pemimpin tidak selamanya mampu berada di tengah-tengah massa yang dipimpinnya.
Oleh karena itu, dibutuhkan adanya pendelegasian tugas. Dengan pendelegasian
tugas sesuai kemampuan tentu akan lebih efektif
jika dijalankan dengan benar. Oleh karena itu, sebelum mendelasikan
tugas, alangkah baiknya jika setiap orang yang diberi mandat terlebih dahulu
diberi rambu-rambu sesuai jalur dan kewenangannya. Untuk mendelegasikan tugas
dibutuhkan orang-orang yang benar-benar dapat dipercayadan memiliki kemampuan
mumpuni dalam pelaksanaan tugas. Jangan sekali-kali mendelegasikan tugas pada
orang yang berpotensi gagal dalam pendelegasian.
83.
REGENERASI BERKELANJUTAN
“Nilai
seorang pemimpin yang langgeng akan diukur oleh suksesi.” (John C. Maxwell)
Dalam sebuah
institusi mutlak dibutuhkan adanya regenerasi. Hal itu dimaksudkan agar pada
saat tertentu, terutama ketika seorang pemimpin sedang tidak ada, maka dapat
menggantikannya sebagai pemimpin baru. Tidak mungkin seseorang akan memegang jabaran sebagai pemimpin untuk
selamanya. Regenerasi tidak bisa dilakukan secara instan, tetapi setahap demi
setahap. Tahapan-tahapan tersebut dilalui guna pematangan pada calon pemimpin
baru. Berhasil tidaknya seorang pemimpin bisa diukur dari seberapa sukses regenerasi
yang dilakukan. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu menghasilkan
pemimpin-pemimpin yang baru yang siap menggantikannya.
84. KREATIF
DALAM SEGALA HAL
“Setelah
anda membuat keputusan, alam semesta bersekongkol untuk mewujudkannya.” (Ralp
Waldo Emerson)
Kreativitas
adalah hal yang harus dimiliki seorang pemimpin. Kreativitas di sini adalah
kemampuan untuk merencanakan tujuan, melaksanakan tujuan, dan mengatasi
hambatan dengan baik. Perencanaan juga memerlukan kreativitas karena dengan
perencanaan biasanya juga tersusun strategi yang hendak digunakan. Jika hanya
dengan strategi yang monoton, tentu lawan akan mengenali karakter tim anda
dengan mudah. Namun, jika strategi dilakukan tanpa lawan bisa menebaknya, maka
kunci kemenangan sudah di tangan anda.
Kreativitas
juga bisa dihubungkan dengan pelaksanaan tujuan-tujuan anda. Tujuan akan mudah
terlaksana jika banyak alternative dalam pelaksanaannya. Hal ini seperti anda
pergi ke kantor memilih menggunakan sepeda, sepeda motor, atau mobol. Semua anda
memiliki, namun disesuaikan dengan kemauan anda. Kreativitas juga dibutuhkan
dalam memecahkan masalah. Pemimpin yang kreatif adalah pemimpin yang memiliki
1001 cara untuk menyelesaikan masalah. Jadi, jika anda ingin menjadi pemimpin
teladan, maka anda harus kreatif dalam segala hal.
85. PENUH
DENGAN IDE DAN GAGASAN BARU
“Tanpa
partumbuhan yang berkelanjutan dan kemajuan, kata-kata seperti perbaikan,
prestasi, dan kesuksesan tidak ada artinya.”
(Benjamin Franklin)
Pemimpin
yang penuh ide atau gagasan baru akan lebih dihargai anak buahnya. Untuk
mendapatkan ide banyak caranya. Ide bisa berasal dari proses membaca dari media
cetak maupun elektronik. Ide juga bisa berasal dari hasil modifikasi banyak ide
yang digabungkan sedemikian rupa. Namun, bisa juga berasal murni dari alam
pikiran anda. Semakin banyak ide, maka semakin banyak pula kemungkinan. Yang
terpenting adalah ide atau gagasan anda tersebut cukup aplikatif atau tidak
dengan kemampuan anda dan orang yang dipimpin. Perlu diingat juga bahwa ide
atau gagasan yang muncul juga jangan
sekali-kali bertentangan dengan anda atau pun banyak merugikan orang
yang anda pimpin. Jika bertentangan dan merugikan, tentu jika tetap
dilaksanakan akan berjalan dengan berat hati dan akhirnya tujuan tidak tercapai.
86. MEMEGANG
TEGUH KEPERCAYAAN
“Mendapatkan
kepercayaan adalah pujian yang lebih besar daripada dicintai.” (George McDonald)
Kepercayaan
adalah modal penting ketika orang lain mengangkat anda sebagai pemimpin. Jika
orang lain tidak percaya dengan anda, maka sangat mustahil orang lain akan
mengangkat anda sebagai pemimpin. Oleh karena itu, jangan sampai anda
mengecewakan. Sekali anda merusak kepercayaan, maka kepercayaan tersebut tidak
akan memihak kepada anda lagi. Para pemimpin sejati tidak pernah menganggap
bahwa suatu jabatan adalah suatu kehormatan yang patut disyukuri, tetapi
jabatan dianggap sebagai suatu amanat yang harus dijalani sebaik-baiknya guna
menyejahterakan orang yang dipimpinnya. Memegang teguh kepercayaan adalah ciri
pemimpin sejati yang akan berjuang dengan sekuat tenaga demi kebaikan bersama.
87.
MEMBERIKAN REWARD DAN PUNISHMENT
“Kualitas
seorang pemimpin dapat dilihat dari cara memberikan alasan dan penilaian.” (Tacitus)
Dalam setiap
tindakan tentu ada dua kemungkinan berhasil atau gagal. Jika berhasil tentu
akan memberikan efek tersendiri bagi diri sendiri atau tim. Jika mencapai
keberhasilan tentu layak diberikan penghargaan (reward) sebagai pemacu untuk
lebih meningkatkan atau pun mencapai keberhasilan berikutnya. Penghargaan bisa
bermacam-macam, pujian hingga kenaikan pangkat. Namun, jika terjadi kegagalan,
sebagai pemimpin harus mengevaluasi kegagalan tersebut. Bila dalam evaluasi
disimpulkan bahwa kegagalan diakibatkan karena kecerobohan, maka layak
diberikan sanksi (punishment). Sanksi tersebut bisa berupa teguran, penurunan
pangkat, hingga pemecatan jika sudah keterlaluan.
88.
DEMOKRATIS
“Kebebasan
bukan semata-mata melepaskan rantai dari tangan seseorang. Kebebasan adalah
hidup dengan cara yang saling menghormati dan saling membantu kebebasan orang
lain.” (Nelson Mandela)
Pemimpin
ideal adalah pemimpin yang tidak terlalu otoriter. Bersikap demokratis akan
menjadikan tim lebih hidup karena anggota tim/bawahan anda tidak merasa
diperlakukan seperti robot. Dengan bersikap demokratis pula akan banyak muncul
ide atau gagasan yang bervariatif. Munculnya ide atau gagasan yang bervariatif
tersebut akan mempermudah dalam pelaksanaan tugas karena akan banyak cara yang
bisa dipraktikkan. Namun demikian, bersikap demokratis bukan berarti harus
melaksanakan semua ide atau gagasan, tetapi harus pandai memilah-milah.
89 POLA
PIKIR POSITIF
“Anda akan
memiliki hasil yag positif jika mengganti pikiran negarif menjadi pikiran
positif.” (Willie Nelson)
Pola pikir
positif akan membentuk kepribadin yang sabar, rendah hati, dan percaya diri.
Harapan dan cita-cita akan selalu menjadi bagian orang-orang yang berpikir
positif. Dengan pikiran positif tersebut, maka akan memudahkan dalam menggapai
harapan dan cita-cita. Sebaliknya, pola pikir negatif akan membentuk perilaku
yang pesimis, tidak sabaran, dan selalu dalam keraguan. Bukankah hal yang
dilakukan berawal dari yang dipikirkan. Oleh karena itu, seorang pemimpin yang
berpikir positif akan selalu memiliki harapan positif bagi dirinya dan orang
lain. Meskipun terkadang harus berhadapan dengan berbagai macam konsekuensi,
namun itu adalah hal yang wajar.
90. HINDARI
KEBIASAAN MENUNDA
“Kesempatan
tidak boleh dilewatkan karena waktu tidak dapat diputar balik.” (Peribahasa
China)
Banyak
alasan orang menunda pekerjaan. Menunda pekerjaan bisa karena takut salah,
tidak tahu, malas, dan sebab lainnya. Jika hanya takut salah atau tidak tahu
mungkin anda bisa mencari solusi dengan bertanya pada orang yang mampu dan
telah memiliki banyak pengalaman. Tidak ada
kata sungkan atau pun malu jika anda ingin tahu dan pekerjaan akan
berjalan lancar. Namun, jika anda menunda pekerjaan hanya karena malas, itu
akan berakibat fatal. Anda sebagai seorang pemimpin harus menghilangkan sikap suka menunda. Jika
sekali saja menunda, maka pekerjaan lain akan terhambat. Karena anda seorang
pemimpin, kalau dari pemimpin sudah terhambat, maka akan berefek panjang hingga
pada bawahan.
91.
MENGUTAMAKAN PRIORITAS
“Periksalah
kehidupan pemimpin besar mana pun maka anda akan menemukan dia menentukan
prioritasnya.” (John C. Maxwell)
Dalam
pekerjaan tentu ada prioritas. Sebagai pemimpin harus pandai memilah-milah
prioritas mana yang menjadi prioritas dan mana yang bukan. Biasanya terdapat
prioritas jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Dari ketiga
prioritas tersebut harus berjalan berurutan sebab jika sampai melompat-lompat
akan menghambat dan membuat tidak focus pada tujuan. Prioritas jangka pendek
merupaka prioritas yang harus segera dilaksanakan, baru kemudian proritas
jangka menengah, dan kemudian baru prioritas jangka panjang. Pemimpin harus
mendelegasikan prioritas tersebut pada anak buahnya secara gamblang supaya
tidak terjadi kekeliruan.
92. KAYA
AKAN REFERENSI
“Pengetahuan
itu adalah kekuasaan.” (francois Bacon)
Pemimpin
yang baik tidak akan menggunakan satu referensi saja dalam mengambil kebijakan
yang dianggap penting. Semakin banyak referensi, maka akan semakin baik dalam
proses pengambilan kebijakan. Dari banyaknya referensi tersebut dapat dipilih
mana yang cocok dengan karakter tim. Jangan sampai menyamaratakan tim anda
dengan tim lain yang memiliki karakter berbeda. Jika salah memilih referensi,
maka akan berakibat pada gagalnya tim dalam mencapai tujuan, bila pun berhasil
maka dalam pelaksanaannya akan terseok-seok. Jadi, pahamilah karakter tim anda
dan sesuaikan dengan referensi yang sesuai dengan tim anda.
93. MEMILIKI
ANTUSIASME
“Menurut
saya antusiasme itu berada di atas keterampilan professional.” (Edward
Appleton)
Sikap
antusiasme bisa ditunjukkan manakala bertemu dengan teman atau pun ketika anak
buah kita menemukan gagasan baru yang akan membawa pada kebaikan tim.
Antusiasme seorang pemimpin terhadap ide cemerlang dari anak buahnya merupakan salah satu penghargaan yang bisa meningkatkan
kinerja anak buah. Antusiasme terhadap teman juga akan membuat teman kita lebih
merasa dihargai dan juga akan menambah keakraban. Tapi jangan sekali-kali sikap
antusiasme anda dilakukan secara berlebihan sebab bisa saja orang menyalahartikannya
sebagai bentuk ejekan atau penghinaan. Sikap antusiasme harus dituntukkan
secara wajar dan proporsional sehingga tidak disalahartikan.
94. PEKA
TERHADAP MOMENTUM
“Momentum
adalah sahabat paling baik seorang pemimpin.”
(John C. Maxwell)
Pemimpin
yang baik adalah pemimpin yang mengetahui momentum secara tepat. Ketepatan
menangkap momentum akan sangat berguna karena di saat lawan sedang lengah bisa
kita manfaatkan situasi tersebut. Momentum datangnya bisa secara tiba-tiba
tanpa disadari. Dengan kemampuan memahami momentum, maka kita dan tim akan
selalu berada di depan lawan-lawan kita. Bisa dikatakan bahwa jika anda seorang
pemimpin yang peka terhadap momentum, maka akan selalu menjadi yang pertama dan
bukannya follower. Misalkan, anda mendapati 10 buah roti. Namun, karena anda
yang mendapatinya terlebih dahulu, tentu anda akan bebas untuk memakan roti itu
sepuasnya, kemudian orang lain di belakang anda tentu akan mendapatkan sisanya.
95. HINDARI
KERAGUAN
“Semua
kehidupan adalah percobaan. Percobaan banyak anda membuat lebih baik.” (Ralp
Waldo Emerson)
Mengapa
harus menghindari rasa ragu? Ya jawabannya mudah saja karena dengan keraguan,
maka tidak melakukan sesuatu apapun. Pemimpin yang peragu cenderung akan
mengikuti arus yang sedang gencar tanpa memperhatikan dengan matang. Ya kalau
yang diikuti itu baik, nah kalau yang diikuti itu kurang baik, tentu saja akan
memberikan kerugian. Keraguan sudah saatnya
ditinggalkan karena dengan
keraguan, maka segala sesuatu menjadi tidak focus dan menjadi
setengah-setengah. Jika anda seorang peragu, maka orang lain akan menganggap
anda sebagai orang yang plin plan. Maukan anda dikatakan orang yang plin plan?
Tentu jawabannya tidak.
Segala
sesuatu tentu mengandung risiko yang akan membuat keraguan. Untuk mengatasi
rasa ragu, maka yang diperlukan adalah keyakinan yang berdasarkan pertimbangan
matang.
96.
PEMBELAJAR YANG ULUNG
“Anda bisa
belajar dari siapa pun, bahkan musuh anda.” (Ovid)
Pemimpin
tentu tidak selamanya sempurna, namun juga memiliki kekurangan. Oleh karena
itu, bersikap selalu belajar dan belajar adalah ciri pemimpin yang baik. Hidup
adalah proses belajar dari sejak lahir sampai meninggal. Pentingnya belajar
adalah untuk selalu mengembangkan lingkaran pengetahuan yang akan berguna di
dalam kehidupan. Banyak hal yang tidak diketahui, sehingga diperlukan apa yang
namanya belajar. Pada dasarnya ilmu itu tidak akan hilang jika dibandingkan
dengan harta benda yang bisa saja hilang. Belajar bisa dari siapa pun mulai
dari anak kecil, bawahan, hingga pengalaman yang pernah dialami.
97.
KETERBUKAAN
“Berpikir
besar mendahului prestasi besar.” (Wilferd Paterson)
Keterbukaan
berhubungan dengan kejujuran, sikap, dan tindakan. Adanya keterbukaan seorang
pemimpin akan membuat anak buah mengetahui bagaimana arah dan tujuan yang
hendak dicapai, sehingga anak buah tidak merasa sebagai pelaksana saja, tetapi
merasa ikut andil dalam mencapai tujuan. Keterbukaan akan membuat anak buah mau
mengemukakan kesulitan yang dihadapi, sehingga dengan cepat dicarikan
solusinya. Katakan salah jika yang dilakukan anak buah itu salah dan katakan
benar jika itu benar, tentunya dengan penyampaian yang baik. Keterbukaan akan
membuat anak buah salut terhadap anda dan membuat anda bukan lagi menjadi momok
menakutkan.
98.
LINCAHKAN PIKIRAN
“Berpikirlah
positif dan visualisasikan kelebihanmu.”
(Vic Braden)
Lincahkan
pikiran yang dimaksudkan di sini adalah kemampuan berpikir menjadi yang terbaik
di antara yang terbaik. Melincahkan pikiran sama saja membiarkan ide-ide baru
muncul dan kemudian mewujudkan ide tersebut. Melincahkan pikiran juga membuat
seorang pemimpin tidak terkungkung seperti katak dalam tempurung. Ada banyak
hal yang masih bisa dilakukan daripada berdiam diri tanpa melakukan apa-apa.
Pikiran-pikiran yang lincah akan mendekatkan pada hal-hal baru yang kadang
belum terpikirkan. Namun demikian, jangan sampai anda terjerumus pada
pikiran-pikiran negative atau pun yang cenderung menyesatkan.
99. INTUISI
TAJAM
“Yang nyata
satunya hal yang berharga adalah intuisi.” (Albert Einstein)
Intuisi
seorang pemimpin adalah hal yang sangat penting. Intuisi yang dimiliki seorang
pemimpin bisa diperoleh secara alami maupun dengan belajar. Jika diperoleh
dengan cara belajar, tentunya harus dilatih secara kontinu agar meningkat
intuisinya. Menurut John C. Maxwell, ada tiga tingkatan intuisi kepemimpinan,
yaitu (1) Mereka yang secara alami melihatnya, (2) Mereka yang dilatih untuk
melihatnya, dan (3) Mereka yang tidak akan pernah melihatnya.
Untuk
kepemimpinan yang melihatnya secara alami dan yang dilatih, kemungkinan menjadi
pemimpin yang berhasil cukup terbuka lebar. Namun, untuk yang tidak melihat ada
kepemimpinan, maka ia tidak akan menjadi seorang pemimpin yang berhasil.
100. PENUH
INISIATIF
“Kata tidak
mungkin, tidak ada dalam kamus saya.”
(Napoleon Bonaparte)
Para
pemimpin memiliki tanggung jawab untuk menginisiatifkan hubungan dengan
pengikutnya. Selain itu, pemimpin harus selalu mencari peluang dan mengambil
sebuah tindakan. Untuk itu, diperlukan kualitas dalam memimpin, yaitu dengan
cara, (1) Mengetahui apa yang diinginkan, (2) Memotivasi diri sendiri bahwa
anda sanggup melakukannya, (3) Berani mengambil risiko, dan (4) Mengubah cara
pikir anda bahwa persoalan yang ada itu timbul dari dalam diri, bukan dari
orang lain, serta (5) Carilah peluang dengan menyesuaikan kemampuan dan sumber
daya yang dimiliki.
101. TIDAK
CEPAT PUAS DIRI
“Jangan
berbicara tentang apa yang telah anda lakukan atau apa yang akan anda lakukan.”
(Thomas Jeffrerson)
Banyak
pemimpin besar yang merasa bahwa pencapaian yang diperolehnya tidak berhenti
pada satu titik saja. Namun, semakin banyak pencapaian yang diraih maka semakin
haus akan pencapaian berikutnya. Pemimpin yang cepat puas diri, ya hanya sampai
di situ saja yang bisa ia lakukan. Pemimpin harus memiliki sikap untuk menjadi
selalu yang terbaik dan membuat semakin baik. Dengan seperti itu maka ada
semacam tantangan-tantangan baru yang akan membawa pada pencapaian-pencapaian
yang akan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Trima kasih suda berbagi sangat membantu menamba wawasan saya ..
ReplyDeleteTop
ReplyDeleteMantaps
ReplyDeletekeren!! terimakasih :)
ReplyDeleteRebat FBS TERBESAR – Dapatkan pengembalian rebat atau komisi
ReplyDeletehingga 70% dari setiap transaksi yang anda lakukan baik loss maupun
profit,bergabung sekarang juga dengan kami
trading forex fbsasian.com
-----------------
Kelebihan Broker Forex FBS
1. FBS MEMBERIKAN BONUS DEPOSIT HINGGA 100% SETIAP DEPOSIT ANDA
2. FBS MEMBERIKAN BONUS 5 USD HADIAH PEMBUKAAN AKUN
3. SPREAD FBS 0 UNTUK AKUN ZERO SPREAD
4. GARANSI KEHILANGAN DANA DEPOSIT HINGGA 100%
5. DEPOSIT DAN PENARIKAN DANA MELALUI BANL LOKAL
Indonesia dan banyak lagi yang lainya
Buka akun anda di fbsasian.com
-----------------
Jika membutuhkan bantuan hubungi kami melalui :
Tlp : 085364558922
BBM : fbs2009
sipppp thanks
ReplyDelete